Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Khurafat Israiliyyah Kerancuan Kisah Nabi Daud AS




Asal usul sujud syukur adalah sujud yang dilakukan Nabi Daud as atas diterimanya taubat beliau, kebanyakan dari kita kerap berasumsi bahwa Nabi Daud as pernah melakukan suatu hal yang agak tabu, sehingga beliau bertaubat atas kesalahannya.
Dikisahkan pada suatu ketika, Nabi Daud pernah memendam perasaan, jatuh hati kepada istri dari panglima perangnya yang bernama Uriya, sehingga terbesit dalam hatinya untuk mensyahidkan Uriya dengan cara mengutusnya disetiap ekspansi peperangan sampai gugur syahid dimedan peperangan dan Nabi Daud dapat menikahi istri Uriya yang bernama Syari’. Dan akhirnya harapan Nabi Daud tercapai, sang panglima gugur sebagai pahlawan agama, lalu Nabi Daud pun menikahi Syari’.
Pada suatu hari datanglah 2 orang malaikat yang menyamar sebagai 2 orang yang berselisih, mengadukan dan mengaharapkan penyelesaian dari sang raja yaitu Nabi Daud sendiri, salah seorang telah memiliki 99 ekor kambing tapi masih saja ngotot ingin memiliki seekor kambing milik seteruannya, kedua malaikat tersebut menyindir atas perbuatan Nabi Daud karna pada waktu itu Nabi Daud telah memiliki 99 orang istri.

Maka yakinlah kisah seperti demikian tiada lain hanyalah khurafat israiliyyah yang tak mendasar dan batil, logikanya, bagaimana mungkin seorang rasul yang ma’sum(terpelihara dhahir dan batin), dan merupakan pilihan Allah sebagai penyampai syariat Allah bahkan ia adalah penghubung antara hamba dengan Tuhannya, toh mempunyai sifat yang akan membuat siapapun dianggap hina, tercemohkan, hal ini tentu akan mengurangi sifat kenabian, dimana seorang Nabi haram memiliki sifat yang dapat mengurangi derajat kenabian. Memang hal semacam ini tidaklah dikategorikan sebagai perbuatan yang berefek kepada timbulnya dosa, namun disisi seorang nabi adalah suatu perbuatan yang tercela, sedangkan seorang rasul adalah مُقَرَّبِيْن (orang -orang yang dekat dengan Allah) adapun hal-hal yang masih diketegorikan baik seandainya dilakukan oleh orang- orang saleh, namun merupakan hal yang buruk jika yang melakukannya adalah mukarrabin,ini termasuk kedalam bab:
حسنات الابرار سيئات المقربين
Dan seandainya jika memang ada kisah seperti itu, maka wajib bagi kita untuk menakwilkan kisah tersebut menjadi kisah para Nabi yang tidak akan membuat seorang Nabi menjadi hina, menurut Badiuzzaman Said Nursi: “ khuraft(mitos) semacam ini kebanyakan timbul dari umat yahudi(bani israil) yang masuk islam, sehingga kisah-kisah semacam ini dipublikasikan kembali dengan waajah dan ritme islami. Wallahua’lam

Dikutip dari kitab: Hasyiah Syarqawi A’la Tuhfatutthullab bisyarhi Tahriri Tanqihullubab,Beirut hal,305