Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah setelah 33 Tahun

Kisah setelah 33 Tahun


majalahumdah.com - Abu Ali Syakik bin Ibrahim yang lebih dikenal dengan Syaqiq Al Balqi merupakan seorang guru besar sufi Khurasan. Beliau merupaka guru ari pada Hatim Al Asham yang wafat pada 149/810 M. Hatim belajar dari gurunya selama 33 tahun. 

Pada suatu hari Syakik bertanya padanya. “Wahai Hatim selama engkau berguru kepdaku, ppelajaran apa yang telah engkau raih ? “ 

Hatim menjawab dengan penuh ta’zim “ Ia telah mendapat delapan pelajaran dari 33 tahun yang telah ia jalani” Ketika mendengarkan jawaban Htim Syakik berkomentar “ Apakah hanya 8 ilmu saja ? 

  1. Dengan penuh ketegaran hatim menjelaskan 8 ilmu tersebut kepada gurunya.

Ketika aku melihat makhluk di dunia ini. Aku melihat setiap mereka memiliki kekasih yang selalu saja bersamanya. Namun sayang ketika dia telah masuk ke dalam kubur maka kekasih yang mencintainya meninggalkan dia, berpaling. Lalu dia kecewa karena demikian. Karena itu aku ingin amal menjadi kekasihku sebab amal akan selalu menajdi kekasih yang sejati kemana sajakan bersamaku sekalipun aku dikuburkan.


  1. Saya mendapat perenungan dari pada firman Allah SWT . Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya. Maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya). (QS An-Naziat 40-41).  Maka saya selalu merasa harus menundukan hawa nafsu, hingga nafsu saya tegar dan tenang. Tidak goyah diatas ketaatan. 


  1. Saya memperhatikan manusia dan saya amati mereka masing masing memiliki sesuatu yang berharga. Mereka menjaganya agar tidak hilang. Kemudian saya membaca firman Allah ” Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”  Oleh karena itu saya merasa setiap yang saya miliki yang berharga segara aku serahkan kepada Allah agar ia terjaga dan tidak pernah hilang.


Baca juga: Kisah Abu Bakar

  1. Saya memperhatikan manausia dan saya melihat mereka membanggakan harta atau nasab atau kedudukannya. Kemudian saya membaca firman Allah SWT “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa”. ( Al Hujarat 13). Maka aku berbuat dalam koridor taqwa. Hingga aku bisa menajdi orang yang mulia disisi Allah 


  1. Saya melihat manusia, sebahagian mereka kadang mencela yang lain. Saya menyadari ini adalah sebab dari hati yang dengki. maka saya berusaha untuk meninggalkan segala jenis penyakit hati. Dan menghindar dari banyak orang karena saya tahu pembagian rezeki itu benar benar dari Allah. Tidak layak aku saling iri terhadap nikmat yang Allah berikan kepada mereka.



  1. Ketika kupandangi masnusia mereka ada di antara mereka yang suka berperang, bermusuhan satu dan yang lain  lalu aku meliahat firman Allah : 

“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala” (Fathir 6).  Maka aku tinggalkan permusuhan di antara manusia. Dan aku pandang bahwa setan adalah musuh satu satunya. Aku bertahti hati padanya karena Allah yang menyatakan bahwa setan itu musuh.


  1. Saya melihat manusia dalam mencari rezki menghinakan keadaan mereka.  Segala cara mereka tempuh. Dan aku merenungi firman Allah “ Dan tidaklah satu binatang melatapun di bumi melainkan Allah yang menanggung rizkinya.” (Hud 11)  . saya kemudian menyadari bahwa saya adalah salah satu makhluk melata. Sehingga Allah pasti menanggung rizki saya. Dan saya menyibukkan diri apa yang menjadi hak Allah dan saya tinggalkan hak saya atas Allah . Meninggalkan apa apa yang tidak dibagikan kepadaku.


  1. Saya melihat kadang betwaqal kepada sesama makhluk. Meynadarkan hidup mereka kepada tanah sawah, ladang perniagaan, kesehatan dan kadang mereka menyimoan tabungan.  ” Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya” . Maka saya kemudian menyerahkan diri dan percaya semua urusan saya kepada Allah . cukup allah yang akan mencukupi semuanya.


Setelah mendengar penjelasan sang murid, Imam Syaqiq Al Balkhi mendoakannya. Semoga Allah memberi berkah terhadap hidupmu. ..