Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Yang palsu di internet

 


Majalahumdah.com Tidak kita sangka banyak sekali informasi tidak tepat di internet, sehingga untuk membedakan yang mana informasi yang real dan informasi hoax butuh kepada beberapa alasan dan bukti yang cukup kuat. Obat ajaib, teori konspirasi, dokumen-dokumen palsu, dan kutipan yang salah, semua ini (dan masih banyak lainnya) adalah rumput liar dan gulma yang tumbuh menutupi taman pengetahuan dunia.

    Legenda lawas dan teori konspirasi, misalnya, telah dirombak dan dihidupkan lagi lewat internet. Kita semua pernah mendengar cerita kemunculan buaya di pedesaan, kematian tokoh NKRI, dan rumah yang terbakar karena pendeknya arus listrik. Itu semua diceritakan lagi, dari mulut ke mulut, di internet semua cerita itu kini disampaikan dan dikemas dengan tampilan dan gambar yang indah. Semuanya disebarkan dengan cepat melalui seluler dan media sosial. Bahkan ada dari para penikmat jasa ini, ikut berdebat dengan pengemuka teori konspirasi yang tidak berakhir dengan penyelesaian yang bisa diterima di kedua belah pihak, bukan hanya tidak bermanfaat, melainkan juga berbahaya. Saking maraknya hal-hal semacam itu, hadir kelompok-kelompok seperti Snopes.com dan organisasi pemeriksa fakta lainnya, yang tidak melakukan apapun kecuali membasmi sampah intelektual sepanjang hari. 

    Banyak omong kosong terus mengisi dan menguasai internet. Parahnya, informasi yang salah bisa tersimpan selama bertahun-tahun dan akan muncul dipencarian -pencarian selanjutnya. Hal ini yang sangat kita khawatirkan karena mengingat banyaknya masyarakat dan para pelajar yang mengutip artikel-artikel dari internet yang mana status kejelasannya masih belum bisa dipastikan secara totalitas.

    Kurangnya membaca dapat menjadikan masyarakat sebagai penikmat berita-berita hoax di internet, tak menentu sebagai penyebar luasnya juga, atau bahkan bisa menjadikan mereka sebagai penganut ideologi-ideologi yang salah, seperti halnya seorang petani yang terjun dalam bidang politik.

    Apalagi di era yang serba canggih ini, dimana internet sudah menjadi lauk yang wajib berada di meja media sosial masyarakat. tak terkecuali para mahasiswa-mahasiswa yang belum kompeten dalam melaksanakan tugas-tugas kuliah mereka, dengan menjadikan artikel-artikel yang tersebar di internet sebagai bahan dasar tugas mereka, tanpa menyeleksi mana yang rasional dan mana yang irasional. Karena mahasiswa payah yang kuliah di universitas ternama tetap merupakan mahasiswa yang payah, dan mahasiswa yang rajin dari kampus terpencil tetap merupakan mahasiswa yang rajin. Semua ini bisa saja terjadi dikalangan kita dengan sebab minimnya wawasan yang dipetik melalui jendela-jendela dunia yang telah ditulis oleh pakar-pakar intelektual.

    

     Ternyata, alasan khusus orang-orang yang tidak berkompeten menilai terlalu tinggi kemampuannya adalah karena mereka tidak memiliki keahlian penting yang disebut “metakognisi”. Metakognisi adalah kemampuan untuk menyadari kesalahan, dengan mengambil jarak, dan melihat apa yang sedang anda lakukan, lalu anda menyadari bahwa anda salah melakukannya. Maka oleh karena itu tidak banyak orang-orang bisa menyadari kesalahannya karena kurangnya pengetahuan tentang metakognisi ini. 

    Dalam islam kita diajarkan bagaimana cara memperbaiki diri dan bagaimana cara menilai orang lain, sehingga nilai norma dalam bermasyarakat tidak goyah dengan munculnya berita-berita hoax atau teori konspirasi dan sebagainya yang kebenarannya belum bisa dipastikan secara abstrak. Maka langkah untuk memperbaiki diri pertama sekali adalah membenahi diri dengan adanya sikap berbaik sangka yang tertanam dalam benak masing-masing, sehingga kita tidak mudah terpengaruhi dengan kicauan burung yang tak bersayap.

   Oleh karena itu disini kami mencoba merangkum beberapa solusi agar kita semua bisa membedakan mana yang benar mana yang salah di internet.


   1.Nama dan situs media tidak jelas 

       Sebelum mengonsumsi berita, ada baiknya jika kita cek dulu apa nama situsnya, dan kalau memang nama situs yang memaparkan berita itu tidak familiar, maka jangan terlalu cepat untuk menyantap apa yang telah mereka sajikan, pastikan kita juga bisa mendapatkan sajian berita yang serupa dari situs-situs yang sudah populer.

   2.Judul umumnya cenderung ke provokatif

       Secara umumnya, setiap orang yang membaca berita itu pasti tertarik pertama sekali pada judulnya. Nah, jika judulnya saja sudah terkesan provokatif, itu bisa jadi ciri dari berita hoax. 

   3.Cek dari berbagai sumber

       Jangan cukupkan informasi yang kita dapatkan dari internet dengan satu sumber saja, pastikan juga informasi tersebut dimuat di situs atau blog yang sudah terpercaya.

   4.Cek foto dan video

       Tidak cukup dengan membaca tulisannya saja, foto dan videonya pun juga harus dicek keasliannya, siapa tau foto dan video yang dimuat dalam berita tidak selaras dengan kandungan berita yang dipaparkan.

   5.Nama penulis

       Setiap berita pasti tercantum nama penulisnya, hal ini menunjukan bahwa ada orang yang bertanggung jawab di balik lahirnya suatu informasi. Hal ini bila tidak terdapat di berita atau informasi-informasi yang kita nikmati, patut dicurigai sebagai salah satu berita hoax atau sejenisnya.