Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dikala nada melodi berganti



   Embun pagi mengenai meneliti dedaunan hijau yang seakan melunglai dalam kesejukan pagi,kesejukannya mengajak mataku memanja untuk terlelap kembali,kicauan burung terdengar malah seakan ku tau apa yang mereka senandungkan,angin membuat rambutku tersibak sembari menatap lukisan berwarna biru yang di penuhi kapas putih yang berarak abstrak di atas sana,banyak hasrat keindahan yang tuhan hadirkan tanpa harus kuundang,akupun langsung menginjak pedal gas kuat-kuat untuk membawa motor balap ku,dengan suara motor yang seakan menggelegar di sepanjang jalan membuat telinga yang mendengar memekak karena suara aumannya

   Waktupun merambat panjang seiring banyaknya jalan yang ku lewati,seketika motorku berhenti ketika melihat segerombolan kelompok mengerumun di pinggiran lokasi jalan yang biasa menjadi lokasi perkumpulanku,suara motorku yang mengaum seperti harimau menghilang tanpa diketahui jejak suaranya menghilang kemana “el,gue mau keluar dari kelompok” suaraku membuat mereka memaku sejenak “gue gak ngerti maksud lo” sahut nathaniel sambil mengernyitkan alisnya “apa mungkin gue salah dengar kali ya?” sambung 

nathaliel lagi “gak kok,lo gak salah dengar” sungguhku “  “ayolah eila,lo bilang ke gue kalo gue salah dengar” kata nathaliel lagi “nggak,gue nggak bisa terus-terusan begini el, keputusanku sudah bulat, semua keheranan dengan keputusan yang tiba-tiba menodong datangnya, mereka tidak bisa menerima keputusanku,keputusan yang tiba tiba datang seperti mengubah permainan di telinga mereka, tapi nathaliel menyerahnya seperti nathaliel sedikit mengerti “sudahlah,biarkan dia menulis alur cerita kehidupanya sendiri” cetus nathaliel

   Aku pun pergi menuju tempat tujuanku sendiri, siapa sangka orang sepertiku juga bekerja di perusahaan, tapi tingkatan nilai kerjaku bukanlah hal yang memuaskan untuk di lihat bahkan aku sudah beberapa kali di ancam untuk di pecat karena kedisiplinan dan tugas yang sering ku elehkan, untung bosnya masih berbaik hati kepadaku “zuhra, kamu mau bantu aku ngak? Aku ingin menjadi belajar menjadi pribadi yang baik” zuhra yang sedang mengelap gelas sedikit sedikit tersentak mendengar permintaanku “masya Allah,karunia apa yang kamu dapatkan?” ucap zuhra sambil memanggungkan senyum lima sentinya “laki-laki yang baik untuk wanita yang baik” sahutku. Zuhra tersenyum kecil mendengarnya,eits? Tapi dia tidak bertanya bertanya lebih lanjut,maksud dari keinginanku yang menyeringai tiba-tiba “aku pasti mau bantuin kamu ella” di pelupuk hatiku,meski aku banyak memiliki kawan bejat, tapi untuk saat ini masih ada satu kawan yang bisa mendekatiku pada lelaki yang aku kagumi dalam diam selama ini. Aku adalah wanita bejat namun hal ini tidak pernah ku ceritakan pada siapapun, karena diriku pun baru mengenal cinta. Ini adalah kali pertamaku karena terkagum melihat sosok lelaki itu. Kedekatan hati lelaki tersebut kepada sang khalik membuat diri ini ingin menjungkir balik takdirku, walaupun ini menjadi jalan yang berat bagiku. Tapi aku akan berubah agar aku bisa mendapatkan lelaki tersebut

    Aku sering melihat lelaki itu,mengamatinya dengan seksama, setiap kali dia mendengar azan berkumandang ia langsung meninggalkan semua pekerjaannya untuk berserah diri kepada sang pencipta. Terhadap tuhan saja kesetiaan nya terlihat jelas lalu apa yang harus diragukan lagi dengan kesetiaannya kepada wanita yang ia cintai nanti. Aku akan berusaha memantaskan diri dengannya. Ia juga menjadi runner-up di kampus, itulah yang membuat diriku semakin terkagum

  Waktu merambat panjang,seiring waktu berjalan aku di bimbing sedikit demi sedikit oleh zuhra, sekarang aku sudah diajarkan oleh zuhra cara berpakaian yang benar,mengerjakan shalat yang tidak biasa kulakukan ketika semua insan terlelap tidur dalam mimpi mereka masing-masing. Aku yang biasanya tinggal menikmati makanan masakan mama, kini berganti dengan mulai belajar memasak dan menyuguhkan makanan untuk mama dan adik. Dan sekarang aku pun sudah banyak mendapat pujian dari kampusku,kini prestasiku meningkat berkat usaha gigih walaupun itu semua harus ku raih dengan terasa berat, tapi seiring dentuman jarum jam berjalan perlahan semua terasa lebih ringan dan menjadi hal yang menyenangkan untuk dilakukan

   Hingga di suatu ketika aku dipertemukan dalam hal penting dengan lelaki yang ku kagumi selama ini,karena jabatanku di kampus sudah naik dan ini menjadi kali pertama aku berhadapan dengan dia dengan kerudung biru yang kukenakan. Ketika di hadapan lelaki itu tiba tiba senyumku memadat ketika melihat seorang wanita yang menemani dia.”Semoga ini adalah pertemuan yang bisa membuat kita sama sama saling bertukar pikiran untuk kemajuan kampus”ucap lelaki itu, aku terpaku sejenak, keheningan hilang di ketika aku mendengar suara tambahan dari bibir lelaki itu “oh ya,kenalin ini istriku” sejenak hatiku menganga sedikit terkejut. Namun segera ku respon dengan posisi biasa saja, dalam artian kata barusan untuk menyembunyikannya seolah-olah aku tidak tidak harus menekuni diriku untuk menahan setiap debit-debit rasa sakit yang kurasa. Akan tetapi aku merasa heran bisa menerima ini dengan rela hati, entahlah. Aku merasa tidak rugi dan kehilangan jikalau aku tidak bisa mendapatkan lelaki tersebut, itu justru membuatku seakan lebih dekat dengan sang maha cinta, membuat belaian kasih sayang pun semakin membendung kepada mamaku sehingga keakrabanku dengannya pun melaras indah karena keterikatan tersebut, jalan hidupku sekarang lebih terarah yang yang dulu, yang dulunya hanya bisa merugikan orang yang sayang kepadaku namun lelaki itu tetap jadi gemintang dalam alur cerita hidupku, dengan kehadiranmu tuhan membuatku bisa belajar untuk berubah untuk belajar menjadi yang lebih baik. Hijrah yang awalnya kulakukan untuk mendapatkan lelaki itu kini menjadi menjadi hijrah yang sebenarnya

    Setelah urusanku selesai,aku pun  bergegas menjemput adik di sekolah, sesampai disana seorang gadis belia datang menghampiriku dengan seragam sekolahnya membuatku tersenyum lepas ingin memeluknya erat, aku harap masa remajanya lebih baik dari kehidupanku dulu yang hanya berderap sembari tertawa bahagia dalam kesalahan. Tiba-tiba sekelompok teman balapanku dulu datang seperti ingin menembak adikku secara mendadak apa maksud mereka? Begini cara mereka menulis alur cerita? Cerita yang ingin mereka sampaikan ditulis dengan pena bertinta merah dan taukahkita tinta merah tersebut? Aku segera memeluk adikku,berusaha melindunginya dari tembakan yang mematikan tersebut seketika dadaku terasa panas aku kembali memeluk semakin erat seakan tak mau lagi melepaskannya, dadaku terasa semakin panas dan bajuku pun membasah karena isak tangis adikku

    Tapi, aku heran apa yang sebenarnya terjadi? Suara pistol mengawang tajam di telinga. Namun,tidak ada rasa sakit sedikitpun di dadaku, ketika aku membuka mataku yang tadi nya terpejam “zuhra...” teriakanku terdengar seperti sebilah kilatan yang memenuhi ruangan kamar tidurku, seketika aku terbangun dari lelapku, keringat seperti menyembul senapan pada tubuhku, jantung berdetak kencang, rasa lelah mengundul tajam serasa rembulan tulang belulang berlepasan hingga terasa ke hulu nadi. Namun, untung saja semua itu hanya mimpi, aku mengira diriku akan kehilangan sahabat karibku zuhra. Jikalau benar itu terjadi aku takkan pernah menyesali perpisahan, karena perpisahan takkan pernah terjadi tanpa sebuah pertemuan

    By: azkia andaliva, bambi , 1G