Syukur Yang Telah Hilang
Dari semua aspek dan perihal dalam cara kita hidup, tentunya ada satu dua diantaranya kita lupakan, baik itu sengaja ataupun kita tidak tahu bahwa kita sudah melupakannya, namun ada baiknya kita sekarang mengulang kaji atau mengingat kembali akan semua hal itu, hanya sebatas mengingat bukan untuk dilakukan, kemudian jika anda sudah ingat, tanamlah sebuah benih niat yang nantinya akan datang air semangat yang dibawa oleh keadaan dan akhirnya ia tumbuh menjadi benih unggul, berkembang dengan sendirinya, menghasilkan banyak manfaat yang berasal dari buah amal kita, terus menerus hingga menghasilkan benih yang lain.
Delapan persepuluh dari kita mungkin lebih banyak yang melupakan syukur, padahal syukur adalah ½ dari kunci suksesnya hidup, lihatlah sekeliling anda kepada orang yang pas-pasan dan bahkan tidak punya apa-apalah kenapa kepada mereka, padahal banyak dari mereka yang mengeluh,bukan kepada mereka yang mengeluh jawabannya, lihatlah lebih teliti dan kamu akan melihat mereka yang hanya memakan nasi putih tanpa lauk, bahkan terkadang 1 bungkus berdua, ia yang masih kecil tapi sudah menjadi tulang punggung keluarga, mereka hidup tenang dengan keadaan demikian karena bergantung pada sebuah konsep “ ada dimakan, habis dicari lagi, tak apa-apa tak mewah asal ada untuk dimakan “.
Indah rasanya hidup seperti mereka seolah-olah tidak punya masalah, tak punya rasa takut kepada hilangnya harta walau karena harta yang mereka miliki tidak banyak, masih ada senyum yang mereka sisipkan walau hati menderita dan merana, hanya jiwa yang sadar yang paham akan hal ini, lantas, bagaimana dengan kita? Terlintaskah dalam benak kita terhadap apa yang mereka rasakan, pedih dan susah yang sudah menjadi makanan pokok bagi batin mereka, dan derita yang membuat air mata mengalir di setiap penghujung malam.
Apalah daya ia sang pengembara jalanan, walau dipeluk khaliq semesta namun disapu derita, yang bisa mereka lakukan hanyalah sekedar usaha dan sabar. Dan akhirnya hanyalah syukur yang dapat mengubah hampa menjadi tawa dan pedih menjadi rasa yang berarti.
And now! Bagaimana dengan syukur anda sekarang? Sudah tumbuhkan ia? Atau masih menjadi bibit yang belum mempunyai wadah untuk ditempati, semua tergantung pada diri kita sendiri
لان شكرتم لأزيدنكم ولأن كفرتم ان عذابى لشديد
Adalah firman Allah yang sering kita dengar tentunya, mempunyai makna dan lafal yang berarti walau tak banyak yang mentaati.
“Akan kutambah jika kalian syukuri, dan jika kalian ingkari maka azab ku lebih dahsyat dari yang kau pungkiri “, itu kata Allah sang khaliq semesta ini, apalagi yang kita tunggu, menunggu sampai umur kita hilang untuk mensyukuri apa yang telah dilimpahkan tuhan? Tidak akan ada waktu kedua untuk mengulanginya, yang tersisa nantinya hanyalah rasa sesal dalam dada, sakit, ya sakit pastinya. Jika ingatan syukurmu telah kembali pulih maka bantu ia merangkak tumbuh menjadi kunci sukses yang hakiki, karena dengan syukurlah kita selalu mengingat ia yang semestinya diingat dan karena ia juga mustahil menjadi nyata dan tabir ilahi juga lebur seketika
Seorang ilmuan yang bukan berasal dari kalangan islam pun pernah berkomentar tentang syukur “hidup tenang dan sederhana memberikan lebih banyak kebahagian disbanding mengejar kesuksesan yang terus terikat dengan ketidaknyamanan”, bukan sembarang kata, tulisan ini dibeberapa tahun selanjutnya setelah ia berikan kepada buruh hotel ternyata terjual di acara lelang sebesar Rp. 21,1 milyar, hanya sebuah kata, namun bernilai berlian di mahkota ratu, maknanya janganlah terlalu memikirkan kesuksesan yang akan membuatmu lupa terhadap fananya dunia, hidupmu memang dikelilingi oleh harta yang berlimpah, namun tak jauh beda dengan orang miskin yang tak punya rasa syukur hingga seolah-olah beban yang ia punya sebesar emas di mahkota monas.
Sang Zinnun Al-Misri yang merupakan arif billah juga pernah berkata:
اذا كنت في النعمة فاالمقتضي حق منك الشكر
“Jika kamu dalam kondisi diberi nikmat, maka yang Allah harapkan adalah syukur”, dan pemimpin agama ini dari dulu hingga sekarang walau tubuhnya tak bersama kita namun hatinya tak pernah bisa lepas dari batin ini, Rasulullah SAW juga pernah bersabda:
قليل تؤدي شكره اولي من كثير لا تؤتوه
Kalam ini juga beliau tuturkan kepada Tsa'labah sang pengembara kambing yang su’ul khatimah akibat lalai terhadap harta yang dititipkan Allah,”sedikit yang engkau syukuri lebih baik ketimbang banyak yang tak disyukuri”
Nah bagaimana sekarang, sudah berbungakah keningmu?, ingat syukurmu tak mengurangi rasa bahagiamu, tetap tersenyum dan terus sabar, walau dunia tak seindah bayangmu, orang pintar makan untuk hidup, sedangkan orang bodoh hidup untuk makan, yang sedikit terasa banyak, hambar tetap menjadi rasa dan pahit pun menjadi penggerak si lidah, terus bersyukur, masih banyak nikmat tuhan yang menantimu, kamu sedang diuji, bukan disakiti, ketika kamu lulus esok semua akan berubah, aka nada penghargaan yang menjadi hiasan mata, tetap sembah ia yang patut disembah, jangan duakan ia dan jangan buat ia cemburu.
Kita sekarang adalah actor di dunia perfilman kita masing-masing, ada yang berperan sebagai orang kaya, orang miskin, hidup senang, hidup susah, dll. Tapi tahukah anda? Setiap actor akan digaji menurut bagus tidaknya ia memainkan drama, semakin bagus dramamu maka sutradaramu juga akan mengujimu dengan nominal yang bagus, begitu juga sebaliknya
And the last, be yourself.
Oleh: SyifaHusen