Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Welcome To Tarim (Part 1)

Welcome To Tarim (Part 1)

majalahumdah.com Tarim, kota berjuluk kota seribu wali yang berada di provinsi Hadramaut, Republik Yaman. Kota yang memiliki Luas 2.894 km² subur dan memiliki persedian air yang cukup walau dikelilingi penggunungan batu yang tandus dan padang pasir yang gersang. Yaman adalah sebuah negara di Jazirah Arab di Asia Barat Daya yang merupakan bagian dari Timur Tengah. Yaman berbatasan dengan Laut Arab di sebelah selatan, Teluk Aden dan Laut Merah di sebelah barat, Oman di sebelah timur dan Arab Saudi di sebelah utara. Dijuluki seribu wali karena banyaknya berkah negeri ini dengan adanya para waliyullah dan orang orang shalih. 


Disaat memasuki kota tarim, kita akan menemukan pamplet "Welcome To Tarim" yang begitu masyhur. Banyak turis  yang menjadikannya background foto di media sosial, ini merupakan sebuah ucapan tahniah untuk yang baru sampai ke Tarim. Kota yang menjadi sumber lahirnya banyak Da`i yang memperkenalkan Islam ke seluruh penjuru dunia dengan cara dan metode yang sangat mulia (bil hikmah wal mau'idhah hasanah), tanpa kekerasan, apalagi teror, sehingga masyarakat setempat merasakan esensi ajaran Islam yang sesungguhnya. Islam dapat diterima oleh semua golongan.


Pada tahun 2010 ISESCO (Organisasi Pendidikan Budaya dan Pengetahuan Islam) yang berada dibawah naungan OKI menganugrahkan pengakuan bergengsi kepada Tarim sebagai Pusat Kebudayaan Islam Dunia 2010 M ('Ashimah al-Tsaqafah al-Islamiyyah 1431 H). Sewaktu di Aceh, banyak yang bertanya ke saya terkait keputusan rihlah ilmiah ke Tarim. Mengapa ke Tarim ? apa di Aceh tidak ada lagi guru untuk dituntut ilmu? Mengapa pula memilih Tarim, tidak ke Al-Azhar di Mesir misalnya ? 


Ada bebepa hal yang membuat saya tergugah untuk hijrah ke Tarim. Bukan dalam artian di daerah asal saya tidak ada lag keberkahan. Ini saya fikir sebagai ikhtiar saya agar semangat menuntut ilmu tidak padam. Keberkasan senantiasa ada di bumi yang disana terdapat halaqah ilmu. Bahkan rumah kita sendiri bilamana dia menjadi madrasah untuk keluarga, disana akan ada keberkahan. 


Berikut ini merupakan kelebihan Tarim Yaman. 


Pertama, banyaknya riwayat yang menyebutkan kelebihan Hadramaut, Tarim.

عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : «أَتَاكُمْ أَهْلُ الْيَمَنِ هُمْ أَرَقُّ أَفْئِدَةً * الْإِيمَانُ يَمَانٍ وَالْفِقْهُ يَمَانٍ وَالْحِكْمَةُ يَمَانِيَةٌ »-

"Telah tiba dihadapan kalian orang-orang Yaman. Mereka itu adalah orang-orang yang berhati sangat lembut * Keimanan itu ada pada orang Yaman. Fiqh itu ada pada orang Yaman. Dan hikmah itu pun ada pada orang Yaman." H.R Abu Hurairah (Muttafaqun Alaih)


-Doakhalifah Abubakar Ash-Shiddiq untuk penduduk kota Tarim dengan 3 macam permohonan :

1. Semoga kota Tarim diberi kemakmuran

2. Semoga kota Tarim diberikan berkah sumber airnya

3. Semoga kota Tarim dipenuhi oleh orang-orang sholeh sampai hari kiamat


Imam Ahmad Bin Abil Hibb berkata: “Andai saja mereka melihat hakikat kota Tarim,maka mereka akan mengatakan Surga Dunia adalah Tarim”. Imam Abdullah Al-Haddad berkata: "Andai sajaengkau mengeluarkan seluruh hartamu untukk mengunjungi kota Tarim,maka apa yang engkau dapatkan akan lebih banyak daripada yang kau keluarkan". Syeikh Toha Rayyan,Ulama pembesar mazhab Maliki dan Dosen Senior Al-Azhar pernah berkata "Jalanan Kota Tarim adalah guru bagi yang tidak mempunyai guru, dan aku selama di Tarim tidak pernah melihat wanita terbuka wajahnya".


Kedua, Bi'ah (Lingkungan) yang masih sangat baik, bahkan islami dan tadbiqnya di masyarakat. Manusia adalah makhluk sosial,dan lingkungan sangatlah berpengaruh terhadap sikap, krakter, dan jati diri seseorang . Maka lingkungan yang islami (Islamic Culture) yang  mendarah daging di Tarim sangat membantu untuk mewujudkan pribadi yang baik, disamping terjaga dari hal-hal buruk, mudahnya melakukan ketaatan bagi masyarakat Tarim, sehingga tidak berlebihan jika dikatakan "Adat Ahli Tarim adalah Ibadah". 


Di Tarim anda tidak akan melihat bangunan-bangunan pencakar langit megah dan modern seperti di Dubai dan New York, anda hanya akan mendapati bangunan berlantai dua atau tiga berumur puluhan tahun yang terbuat dari tanah. Di tarim anda tidak akan mendapati menara menara tinggi seperti Effiel atau Pisa yang ada di Eropa, anda hanya akan menemukan menara masjid Umar Al Muhdlor bin Abdurrahman Assegaf ini tidak melampaui tahun 833 H/1430 M. Dan sejak awal pembangunan, masjid yang menaranya dijadikan sebagai simbol ‘aashimah tsaqofah islamiyah (pusat kebudayaan Islam) pada tahun 2010 M, masjid yang masyhur karena fadilah dan karomah para wali yang mendirikannya. Di Tarim juga anda tidak akan situs ikon keajaiban dunia seperti dalam buku sejarah di sekolah, melainkan hanya masjid mulia yang dijadikan tempat mendekatkan diri kepada Allah, maqam-maqam para wali dan tempat mereka bermunajat kepada Allah untuk mengisi malam malam mereka yang sendu. 


Di Tarim anda tidak akan mendapati wanita di Tarim kecuali berabaya hitam lengkap dengan niqab dan tidak mau bicara kepada lelaki lain bila tanpa hajat syar’i. Hal ini sangat membantu dalam belajar, mengingat wanita bisa menjadi potensi yang menghalang dalam menuntut. Selain di Tarim, keadaan ini sangatlah langka bila dibandingkan dengan di kota dalam kawasan timur tengah, bahkan tidak sedikit kota yang berimage islami namun masih dipenuhi budaya barat. Jalan di kota tarim adalah guru yang tidak memilki guru. Di Tarim tidaklah kita menapaki jalannya kecuali yang terdengar adalah disana ada halaqah syaik ini, disana ada pengajaian syaik ini, dan seterusnya. Para pedagang bilamana tidak ada pembeli mereka sibuk membaca Alquran. 


Ketiga, Mudahnya Akses Ilmu Agama. Di tarim akses terhadap ilmu pengetahuan sangatlah mudah dan menjamur di seluruh pelosok,pasalnya di kota ini banyak terdapat lembaga-lembaga pendidikan Islam yang berbasis rubath (pesantren), Institute maupun Universitas, belum lagi ditambah dengan kehadiran rauhah,dan majlis pengajiaan rutinan lainnya. Rauhah sendiri secara bahasa berarti istirahat,dimana pada hari itu penduduk tarim istirahat dari menyibukkan diri dari hal duniawi dengan mendengarkan Ilmu dan Hikmah dari para ulama-ulama agenda ini dianggap sangat penting oleh ahli tarim. Selain belajar, di Tarim banyak situs sejarah yang penuh berkah. 


Oleh : Tgk Fachrulrozi (Dewan Guru MUDI)