Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Agar Waktu Tidak Membunuhmu



majalahumdah.com-Pepatah arab pernah mengatakan:

الوقت كالسيف إن لم تقطعه قطعك

Waktu adalah pedang. Jika kamu tidak menggunakanya maka ia akan menubunuhmu” 

Begitulah kata pepatah arab yang sering menghampiri telinga kita, namun bagaimana pun , kita mendapati orang-orang di sekitar kita, atau bahkan diri kita sendiri tidak merasa tertegur sedikit ketika membaca pepatah ini.  Kekhawatiran yang lahir dari kata ini hendaknya membakar semangat untuk menggunakan waktu kita miliki dengan efesien.

Waktu memang tidak menubunuh secara fisik , waktu tidak pernah menoreh, melukai siapapun bahkan memenggal kepala siapapun, akan tetapi akibat dari menyia-nyiakan waktu adalah penyesalan yang tiada akhir karena ketika penyesalan tiba waktu tidak akan menoleh kepada dia yang menyesal, dan tidak akan pernah memperdulikan atau mengasihinya.

Sering kita mendengar ungkapan "waktu adalah hidup" maka siapa saja yang telah menyia-nyiakan waktunya sama artinya telah menyia-nyiakan hidupnya. Dan jika hidupnya telah tersia-siakan maka tidak berarrti apapun bagi hidupnya. Jika hidup tiada arti maka tiada beda antara kehidupan dan kematiannya, karena keduanya sama-sama tidak berguna. Di sinilah waktu benar-benar telah menubunuh orang yang telah menyia-nyiakannya.

Para ulama tidak pernah membiarkan waktunya kosong tanpa belajar, berzikir, atau menibaca Al-qur'an seperti hikayah berikut ini :

Muhammad bin al-hasan asy syaibani al- kufi al-Baghdadi selalu belajar malam sampai tak sempat tidur malam, jika mata beliau mulai mengantuk maka beliau mencuci muka, sembari berkata "ngantuk itu datang akibat hawa panas” Beliau tidak pernah menyia-nyiakan waktu sebab umur yang kita miliki terbatas sedangkan ilmu yang kita pelajari tidak terbatas !

Adapun tips yang dapat penulis sampaikan mengenai cara mengatur waktu antara lain :

Pertama, hendaknya kita memanfaatkan waktu yang kita miliki sesuai dengan bidang-bidang ilmu yang kita pelajari, luangkan waktu yang lebih luas kepada aktivitas yang lebih sukar.

Kedua, langkah berikutnya setelah kita mengetahui ilmu yang sulit kita pahami dan memerlukan waktu yang khusus waktu yang terbaik untuk menyelami ilmu yang rumit agar bisa memahami dengan baik adalah menjelang subuh dan pagi hari. Waktu baik untuk belajar juga waktu malam, saat situasi dan kondisi kita begitu tenang, sehingga bisa menyiapkan diri dengan sempurna untuk berkhidmat pada ilmu.

Ketiga, sedangkan tempat yang terbaik untuk belajar dan mutala'ah adalah kamar yang tidak bising, dan hiruk pikuk keramaian, karena menyendiri dapat menjernihkan fikiran

Keempat, terkadang disebagian waktu yang kita miliki , seseorang yang muthala'ah merasa bosan dan kurang semangat, sehingga dia memerlukan cara untuk mengembalikan moodnya. Diantara yang telah direkomendasi oleh ulama untuk menghilangkan rasa jenuh adalah dengan membaca syair-syair dan membaca sirah (kirab-kitab sejarah).

Kelima, manfaatkanlah waktu untuk memahami ilmu yang penting seperti yang dikatakan oleh al khatib al Bahgdadi, “Ilmu-ilmu sangat luas, seluas lautan tak bertepi, sangat dalam sedalam lautan terdalam, tidak akan habis untuk ditarungi karena itu raihlah ilmu yang penting."

Maka dari ituada tiga hal yang menjadi kebiasaan ulama dalam berpacu dengan waktu mereka, yaitu.  menulis dengan cepat, membaca dengan cepat dan berjalan dengan cepat pula. 

Oleh: Wirdan Sabrina & Nurul Fara