Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Memahami Konsep Hak Allah dan Hak Hamba

Memahami Konsep Hak Allah dan Hak Hamba  

Islam hadir menawarkan berbagai keindahan dan kenyamanan bagi pemeluknya. Kehadirannya seolah-olah memetakan konsep kehidupan yang harus dijalani agar mudah dalam mengaringi kehidupan ini. tentu hal tersebut tidak terlepas dari memperhatikan konsep yang benar tentang hak-hak yang harus dipenuhi.

Bahkan bukan hanya hamba saja yang mempunyai hak terhadap Allah, akan tetapi Allah menjelaskan sendiri hak-haknya terhadap manusia. Maka dari itu kita penting memahami konsep ini agar mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Islam mengajarkan kita tentang kewajiban bertauhid kepada Allah SWT yakni menjadikan Allah SWT sebagai satu-satunya sembahan yang hak dengan segala kekhususan-Nya. Hak Allah SWT wajib kita dahulukan dari pada yang lainnya. Hal ini adalah bentuk keimanan dan ketinggian makrifat seorang hamba terhadap Rabbnya.

Sebagaimana dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab shahihnya:

عَنْ مُعَاذٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كُنْتُ رِدْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى حِمَارٍ يُقَالُ لَهُ عُفَيْرٌ فَقَالَ: يَا مُعَاذُ هَلْ تَدْرِي حَقَّ اللَّهِ عَلَى عِبَادِهِ وَمَا حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ, قُلْتُ : اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ :  فَإِنَّ حَقَّ اللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوهُ وَلَا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا, وَحَقَّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ أَنْ لَا يُعَذِّبَ مَنْ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا  فَقُلْتُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا أُبَشِّرُ بِهِ النَّاسَ قَالَ: لَا تُبَشِّرْهُمْ فَيَتَّكِلُوا. (رواه البخاري)

Artinya:

Dari Mu'adz bin Jabal r.a. (w. 18 H) dia berkata, "Aku pernah membonceng di belakang Nabi Muhammad SAW di atas seekor keledai yang diberi nama 'Ufair lalu beliau bertanya, "Wahai Mu'adz, tahukah kamu apa hak Allah SWT atas para hamba-Nya dan apa hak para hamba atas Allah SWT?" Aku jawab, "Allah SWT dan rasul-Nya yang lebih tahu." Beliau bersabda, "Sesungguhnya hak Allah SWT atas para hamba-Nya adalah hendaknya beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, dan hak para hamba-Nya atas Allah SWT adalah seorang hamba tidak akan disiksa selama dia tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun." Lalu aku berkata, "Wahai Rasulullah, apakah boleh aku menyampaikan kabar gembira ini kepada manusia?" Beliau menjawab, "Jangan kamu beritahukan mereka, sebab nanti mereka akan berpasrah saja". (HR. Bukhari) 

Rasulullah SAW menjelaskan kepada umatnya tentang wajibnya menunaikan hak Allah SWT atas hamba-Nya, begitu juga hak hamba atas Rabbnya. Kalau kita perhatikan dari redaksinya, beliau menyampaikan hal demikian dalam bentuk pertanyaan. Salah satu fungsi dan hikmahnya adalah supaya lebih menancap dalam jiwa dan benar-benar mudah dipahami.

Hak Allah SWT yang wajib dipenuhi oleh para hamba-Nya ialah dengan beribadah kepada-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Seorang hamba yang tidak menjauhi kesyirikan, walaupun ia beribadah kepada Allah SWT, maka hakikatnya dia seperti tidak beribadah. 

Sedangkan hak hamba yang pasti dipenuhi Allah SWT ialah sesungguhnya Allah SWT tidak akan menyiksa orang yang tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Itulah keutamaan hamba yang mentauhidkan Allah SWT, niscaya Allah SWT akan mengharamkan neraka baginya.

Ketika Rasulullah SAW menyampaikan keutamaan tauhid kepada Mu’adz, maka Mu’adz meminta izin untuk memberitahukan kepada manusia tentang hal itu agar mereka bergembira, namun Rasulullah SAW mencegahnya agar manusia tidak menganggap remeh, yang mengakibatkan mereka sedikit melakukan amal shalih.

Maka dari itu marilah kita memnuhi segala hak kita kepada Allah agar Allah meridahi kita dan memberi kemudahan dalam segala urusan kita di dunia dan begitu juga di akhirat. Sungguh Allah tidak akan mengingkari janjinya. Amin amin amin. 

Wallahu a'lam