Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Antara Taqwa dan Ahlu Bait


Sebagian orang mengatakan kemuliaan tidak ada kaitan sama sekali dengan nasab Rasulullah Shalallahu Alaihi wasallam, karena yang paling mulia disisi Allah  adalah Orang taqwa, dengan dalil surat Al Hujurat ayat 13

 

إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِیمٌ خَبِیرࣱ

 

".... sesungguhnya yang paling mulia diantara kalian adalah yang paling bertaqwa, sesungguhnya Allah Maha Tahu lagi Maha Teliti"

 

Benar demikian, namun kita harus paham apa itu taqwa, secara umum taqwa adalah Menjunjung tinggi perintah Allah dan rasul-nya. Sehingga sebagian dari mereka mengatakan Ahlulbait yang tidak Alim tidak harus dicintai dan dihormati.

 

Perlu diketahui bahwa cinta dan menghormati Ahlulbait merupakan bagian dari ketaqwaan. Karena memang hal tersebut adalah perintah Allah dan Rasul-Nya. Allah berfirman :

 

 قُل لَّاۤ أَسۡـَٔلُكُمۡ عَلَیۡهِ أَجۡرًا إِلَّا ٱلۡمَوَدَّةَ فِی ٱلۡقُرۡبَىٰۗ 

 

Artinya: "Katakan (Wahai Muhammad) Aku tidak meminta kepada kalian atas (dakwahku) akan upah, kecuali cinta kepada kerabatku (Ahlulbait). (QS. Asyura ayat 23)

 

Mengenai hal ini Rasulullah SAW juga bersabda :

 

قال رسول الله صلى الله عليه وآله وصحبه وسلم: أحبوا الله لما يغذوكم به من نعمه، وأحبوني لحب الله، وأحبوا أهل بيتي لحبي. (رواه الترمذي)

 

Rasulullah bersabda: Cintailah Allah karena nikmat yang diberi, dan cintai Aku karena cinta kepada Allah, Cintai Ahlulbaitku karena cinta kepadaku.(HR.Tirmidzi)

 

Hal ini juga dinyatakan di dalam Kitab Al-Qirthas karangan Habib Ali bin Hasan Al-Athas

 

من ادعى محبة الله و محبة رسول الله وهو يبغض أهل بيت رسول الله مثله كمثل من يقول: إني أحبك يا فلان، ولكن أبغض عيالك اه‍. (القرطاس ١:٢٩٢) 

 

Barangsiapa siapa yang mengakui cinta Allah dan Rasulullah sedangkan ia benci Ahlulbait Rasulullah, seperti seorang mengatakan: "Aku mencintaimu wahai Fulan, tetapi Aku membenci keluargamu.

 

Dibalik itu semua, dasar penciptaan manusia adalah sama rata. Namun Allah memberikan kedudukan kepada tiap hambanya dengan berbagai sebab. Seperti orang tua yang wajib dihormati sekalipun anaknya lebih bertakwa dari orangtuanya, sehingga suatu kesalahan besar seorang anak tidak menghormati orang tuanya dengan alasan orang tuanya "tidak bertakwa".

 

Lalu bagaimana dengan seseorang yang mengalir darah Rasulullah Shalallahu Alaihi wasallam dalam dirinya, jelaslah bahwa mencintai dan menghormati mereka bukan murni memandang ilmu nya, tapi datuknya, Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam.

 

Maka kesimpulannya adalah menisbatkan kemuliaan yang Allah tetapkan bukan berarti me-nafi-kan kemuliaan lain yang Allah tetapkan di berbagai dalil yang warid dari Nabi Muhammad

( Abdussyakur Al-Aydrus, pelajar Ponpes Darullughah wa Da'wah, Pasuruan, Jawa Timur)