Kemuliaan Akhlak Rasulullah Saw
Rasulullah adalah orang yang lembut, murah hati, mampu menguasai diri, suka memaafkan ketika memegang kekuasaan dan sabar saat ditekan. Beliau sangat murah hati terhadap hal-hal yang baik dan hebat, Jabir berkata, ”tidak pernah beliau dimintai sesuatu yang kemudian berkata,’Tidak.’’’ Beliau adalah orang yang paling berani mendatangi tempat-tempat yang paling sulit, betapa banyak para patriot pemberani yang harus lari dari hadapannya. Ia amat tegar dan tidak bisa diusik, terus maju dan pantang mundur serta tidak gentar. Sayyidina Ali yang terkenal keberaniannya berkata, “Jika kami berada dalam ketakutan dan bahaya, kami berlindung di belakang Rasulullah , SAW tak ada yang lebih dekat dengan musuh melainkan beliau.”
Ia seorang pemalu dan suka menundukkan pandangan. Pandangan nya terhadap orang lain selalu tidak pernah lama, lebih banyak memandang ke bawah daripada ke atas, pandangannya jeli, serta tidak pernah berbicara langsung di hadapan orang yang membuatnya malu. Ia tidak akan menyebut nama orang secara jelas jika ada hal yang tidak disenanginya, namun beliau akan berkata, “Mengapa orang-orang berbuat begitu?”.
ia selalu menepati janji, menyambung tali persaudaraan, amat menyayangi, bersikap lemah lembut terhadap orang lain, paling bagus pergaulannya, paling lurus akhlaknya, paling jauh dari akhlak yang buruk, tidak pernah berbuat keji maupun menganjurkan kekejian. Dalam sebuah perjalanannya, beliau memerintahkan sahabatnya untuk menyembelih seekor domba, salah seorang sahabat berkata,”Akulah yang akan menyembelihnya.” Yang lain berkata,”Akulah yang akan memasaknya.” Lalu beliau berkata,” akulah yang akan menumpulkan kayu bakarnya.” Mereka berkata,”Kami akan mencukupkan bagi engkau.” Beliau bersabda,”Aku tahu kalau kalian akan mencukupkannya bagiku, tapi aku tidak suka berbeda dengan kalian. Sesungguhnya Allah tidak menyukai hambanya yang berbeda di tengah rekan-rekannya.” Setelah itu beliau bangkit lalu mengumpulkan kayu bakar.
Rasulullah terus menerus berpikir, tidak bicara ketika tidak perlu, lebih banyak diam. Jika sedang marah beliau berpaling dan terlihat lebih tua, dan jika sedang gembira beliau menundukkan pandangannya. Ia hanya tersenyum bukan tertawa, senyumnya mirip dengan butiran salju yang menyejukkan. Beliau tidak kaku dan keras, tidak suka mengutuk, tidak berkata keji, tidak mencela, tidak suka memuji, dan ia pura-pura lalai dari sesuatu yang tidak menarik baginya. Beliau meninggalkan tiga perkara dari dirinya: Riya, Banyak bicara dan Membicarakan sesuatu yang tidak perlu. Dan ia meninggalkan manusia sebab tiga perkara: Mencela, Menghina, dan Mencari-cari kesalahan.
Demikian itu hanyalah sebagian kecil dari mulianya akhlak Rasulullah Saw yang secara lebih rinci mungkin amat sulit diketahui hakikatnya. Namun adakah akhlak beliau yang sudah kita teladani? Semoga Allah memberikan kita taufik agar kita mampu mengikuti segala tingkah laku dan akhlaknya. Semoga limpahan rahmat dan sejahtera senantiasa tercurahkan kepadanya. Allahumma salli ‘ala sayyidina Muhammad Saw. Wassalam. (ZA)
Oleh: Amiruddin