Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menjadikan Ilmu Fiqih Sebagai Idola Bagi Pelajar

 


Bagaimanapun aktivitas manusia dalam menjalani hidup ini, tentunya tidak akan lekang dari yang namanya ilmu pengetahuan, ilmu menjadi tombak utama dalam segala aspek kehidupan. Bahkan, kegiatan apapun butuh ilmu dan pengetahuan yang luas. 

Kebahagiaan dan keselamatan baik di dunia atau di akhirat pasti tidak terlepas dari dasar pengetahuan. Karena impian dan cita-cita yang tidak didasari dengan pengetahuan dan usaha tak akan diraih dan dicapai dengan baik. Bahkan akan mengakibatkan kegagalan dalam hidup. 

Dari berbagai sudut pandang kita hidup dibarengi dengan ilmu. Baik ketika tidur, bekerja, bermain, berolah raga, dan segala aktivitas lainnya, semuanya perlu ilmu pengetahuan. Seperti halnya penjual mesti harus tau takaran dan harga barangnya. Butuh ilmu matematika. Segi lainnya petani juga harus tahu metode menanam dan memproduksi biji yang unggul supaya hasilnya memuaskan. Begitu juga kegiatan dan pekerjaan yang lain butuh ilmu. Sebab para penghuni surga pun butuh ilmu, mereka bingung apa yang pertama kali mereka minta dan apa yang harus ia lakukan, seperti hadis berikut ini :

إنَّ أهلَ الجنةِ لَيحتاجُونَ إلى العلماءِ في الجنةِ، وذلكَ أنَّهمْ يَزورُونَ اللهَ تَعالى في كلِّ جُمعةٍ، فيَقولُ لَهمْ: تَمنَّوا عليَّ ما شِئْتُم، فيَلتَفِتونَ إلى العلماءِ، فيَقولونَ: مَاذا نَتمنَّى؟ فيَقولون: تَمنَّوا عليه كَذا وكَذا، فهُمْ يَحتاجونَ إليهِمْ في الجنةِ، كَما يَحتاجُونَ إِليهِمْ في الدنْيا.


“sesungguhnya para penduduk surga (yang bodoh) benar-benar membutuhkan para ulama, setiap jumat mereka berkunjung kehadirat allah, dan allah menyuruh mereka meminta sesuatu, mereka menoleh pada para ulama dan bertanya apa yang harus kami minta ? para ulama menjawab mintalah ini dan itu, maka mereka ( orang awam) disurga membutuhkan para ulama, sebagaimana mereka butuh saat hidup di dunia juga membutuhkan para ulama.”

Dalam redaksi yang lain nabi muhammad saw bersabda : 

العلم إمام العمل والعمل تابعه والعمل ثمرته 

"Ilmu sebagai imam bagi amal ! sedangkan amal adalah pengikutnya (makmum) bagi ilmu, dan amal adalah kehasilan dari ilmu.” ( mukhtasar fawaid makkiyah cet: alharamain, hal 98).

Maka dari hadits diatas dapat kita simpulkan bahwa semuanya butuh ilmu. Apapun yang kita lakukan perlu pengetahuan . coba kita renungi sejenak, apakah kita sudah sanggup dalam menguasai segala bidang ilmu, atau Cuma sebatas belajar dan tidak berkeinginan untuk mendalami dan mengajarkan kepada orang lain. Walaupun tidak menjadi kewajiban bagi kita untuk belajar segala bidang ilmu. Akan tetapi tidak ada kemaslahatan bagi kita untuk bisa segalanya. seperti ungkapan pepatah :

لك طاففة على أن تكون رجلا كلبا 

“kamu punya potensi untuk bisa segalanya.”

Didalam dunia pendidikan semua kegiatan didasari dengan aktivitas keilmuan. Seperti contoh yang paling dekat universitas UIN AR RANIRY, UNIVERSITAS SYIAH KUALA, yang berada di banda aceh. Semuanya disibukkan dengan aktivitas tersendiri. Setiap mahasiswa di desak oleh kondisi dan situasi untuk terus belajar dalam ruang waktu yang begitu pesat.  

Masih banyak universitas di berbagai daerah baik di indonesia atau di luar negeri sana yang guru dan mahasiswa nya di tekan oleh peraturan. Peraturan yang baku atas konsisten dan sistematis dalam mengoptimalkan proses belajar mengajar, universitas Al-azhar kairo (Mesir), universitas di London (inggris), Amsterdam (belanda). Pendidikan yang ada di daerah lainnya, segala kegiatan dan rutinitas yang berada di sana tidak pernah kosong belajar, membaca, menulis, baik di rumah, pertokohan, gedung, tempat kerja, bahkan sambil berjalan pun mereka belajar membaca koran, majalah, buku, dan lainnya, tak pernah menyia-nyiakan waktu dan kesempatan dalam belajar.

Agama islam memiliki aturan tersendiri terlebih  khusus pada pendidikan (keilmuan). Islam mengatur semua kehidupan manusia, mulai dari masalah ibadah, cara melakukan transaksi jual beli, pernikahan, sanksi hukum. Metode bersosial dalam segala aspek dan berbagai macam aturan atau ketentuan lainnya. Semua tata tertib tersebut terangkum dalam syariat islam. Islam dalam mengajarkan kita betapa pentingnya menimba ilmu. Apa lagi ilmu yang selalu kita perlukan dalam setiap waktu, yaitu ilmu fiqih.

Fikih menjadi sebagai buku pedomann utama dalam melaksanakan syariat islam, bahkan fikih menjadi satu undang-undang yang menopang tegaknya islam sebagai agama yang kokoh. Imam Al-Ghazali membagi ilmu kepada tiga bentuk :

1. Ilmu yang hanya didasarkan pada akal semata, seperti ilmu : matematika, mantik, ekonomi, dan astronomi

2. Ilmu yang hanya didasarkan pada dalil-dalil naqli semata. Seperti lmu : qira’ah al quran, ilmu hadis dan ilmu tafsir

3. Ilmu yang dikembangkan berdasarkan pada dalil-dalil naqli dan kegiatan akal sekaligus, contohnya adalah ushul fiqh.

Maka dari uraian disats pembahgian ilmu yang ketiga adalah yang paling tinggi dan terpenting. Sebab dalil naqli dan akal diperankan secara seimbang,sejalan dengan syariat karena berdasarkan dalil naqli dan juga tidak taklid buta, karena memerankan akal. Inilahilmu yang sejalan dengan naluriakal seorang muslim. Di Segi sudut pandang lain segala bentuk tingkah laku yang kita lakukan dalam menuntut ilmu atau belajar, semuanya terkandung makna dan nilai pahala yang banyak, seperti kata Mu’az bin Jabal:

“belajar ilmu, karena belajar adalah kebaikan , mencari ilmu adalah ibadah, berdiskusi dalam belajar adalah tasbih, mengkaji ilmu adalah berperang, mengajari satu ilmu kepada orang lain kepada orang lain adalah sedekah, dean memberikan ilmu bagi ahli ilmu adalah bentuk amalan yang mendekatkan diri kepada Allah SWT” 

Fikih menjadi idola di pesantren yang lain, seperti di Lirboyo mereka menerapkan fikih sebagai salah satu kewajiban yang terpenting dalam kurikulum yang harus di mengerti dan diminati oleh kalangan santri, terutama mereka yang berbasis dijenjang muadalah, mereka dituntut untuk lebih optimal dan bisa menerapkan dalam keseharian, apa saja materi yang telah dipelajari. Bukan hal demikian, juga dalam kapasitas kurikulum para santri didoktrin untuk bisa membuat satu karya (karangan) yang bisa diterbitkan, sebagai bukti keberhasilan dalam menempuh masa belajar selama bertahun-tahun.


Fikih di dunia pendidikan dan modern

1. Hubungan fiqih dalam pendidikan

Sikih menjadi fan ilmu yang sangat bernilai tinggi, fikih mengandung nilai yang istimewa ketimbang ilmu yang lainnya. Tokoh ilmuwan mengembangkan segala bidang disiplin ilmu, mulai dari filsafat, balaghah, sastra, mantik, ushul fiqh, dan fan lainnya. Guna Untuk mendalami hakikat dan keunggulan ilmu fiqih dalam dunia islam. Seperti Ibnu Rusyd Al-Andalusi, seorang filsuf terbesar di Andalusia, beliau juga seorang ahli fiqh dalam dunia islam. Ini terbukti dengan munculnya kitab “ bidayah al-mujtahid” dari tangan beliau. Sering kita dengar syekh Ahmad ad-damanhuri, seorang ilmuan yang menguasi ilmu mantik, balaghah, sayir, matematika, astronomi.bahkan, bukan itu saja julukan yang beliau miliki. Beliau juga juga dijuluki “ ulama multi talenta” yang mampu menguasai segala ilmu pengetahuan.

Penyair pernah berkata:

والعمر عن تحصيل كل علم~ يقصر فابدا منه بالأهم

وذلك الفقه فإن منه ~ ما لا غنى فى كل حال عنه

“ hidup ini sangatlah pendek, untuk menguasai semua ilmu tidaklah mungkin. Maka, mulailah dengan yang paling penting. Yaitu ilmu fiqih, setiap saat diperlukan.”

Maka selagi ada kesempatan dan waktu luang, pergunakanlah dengan semaksimal mungkin untuk belajar pengetahuan, apalagi ilmu tentang agama islam, karena masa sekarang masa dimana para ulama sudah banyak yang wafat.

2. Fikih dalam aspek dunia modern

 Di dunia globalisasi saat ini dunia pendidikan telah banyak melahirkan karya dan imajinasi yang sebelumnya masih bersifat abstrak. Penelitian dalam segala bidang ilmu terus dikembangkan. Bahkan , bukan hanya itu, kemajuan teknologi selalu menjadi pemicu untuk maju dan berkembangnya suatu bangsa dan menjadi kebutuhan sehari-hari. Maka teruslah bersemangat dalam era pendidikan. Apalagi kita berada dalam lingkungan ilmu agama. Teruslah belajar !, memahami, meneliti ilmu, guna untuk menolak ideologi yang menyimpang dengan akidah “ ahli sunnah wal jama’ah” terus berkarya dan ikut berpartisipasi  untuk mensyiarkan ilmu agama untuk masa depan lebih baik. Sebagaimana yang pernah diraih para ulama, tokoh, ilmuan, dan para cendikiawan dunia terdahulu untuk memperjuangkan agama dan bangsa.