Dialog dengan tuhan
Seorang wanita umur 91 tahun meninggal dunia setelah menjalani kehidupan saleh di dunia. Ia bertemu tuhannya lalu menanyakan tentang persoalan-persoalan yang selalu mengusik pikirannya sewaktu hidup di dunia. Yaitu: kalau manusia diciptakan menurut citra(image) Tuhan, kalau manusia diciptakan sama kedudukannya, mengapa manusia selalu berbuat jahat terhadap sesamanya?
Tuhan menjawab bahwa setiap orang yang ada di dalam kehidupan kita selalu memberi pelajaran unik kepada kita. Hanya dengan pelajara-pelajaran itu kita dapat mengerti kehidupan, mengetahui manusia dan memahami hubungan kita dengan Tuhan.
Jawaban ini justru membingungkan si wanita, kemudia Tuhan menjelaskannya,
“bila seseorang berbohong kepadamu, perbuatannya itu memberi pelajaran bahwa segala sesuatu itu tidak selalu tampak seperti penampilannya. Kebenaran sering kali terletak jauh di bawah permukaan. Lihatlah jauh dibalik topeng yang dipakai manusia bila kau ingin mengetahui isi hati mereka, singkirkan topengmu agar orang mengetahui siapa dirimu sebenarnya.
Bila seseorang mencuri milikmu, perbuatannya memberikan pelajaran bahwa tidak ada barang yang abadi. Hargailah segala sesuatu yang kamu miliki. Kamu tidak akan pernah bisa tahu, mungkin suatu saat nanti, kamu akan kehilangan barang itu. Jangan kau anggap bahwa teman dan keluargamu adalah sesuatu yang biasa saja, tapi mereka adalah karunia Tuhan dan mungkin kamu hanya akan memiliki mereka detik ini saja.
Jika seseorang melukaimu, Ia mengajarkan bahwa tubuh manusia sangat rapuh. Lindungilah dan rawatlah tubuhmu dengan baik.
Bila seseorang menghinamu, perbuatannya itu mengajarkan bahwa tidak ada dua orang yang sama.
Bila kamu bertemu dengan orang yang berbeda pandangan denganmu, jangan kamu menilai dia dengan penampilan atau perilakunya. Tapi cobalah pahami niat dan maksdunya.
Bila seseorang membuatmu patah hati, perbuatannya itu mengajarkan bahwa bila kau mencintai seseorang, tidak ada jaminan bahwa orang itu membalas cintamu. Namun, jangan kamu belakangi cinta, karena bila kamu temukan orang yang tepat, kebahagiaan yang dibawanya akan mengahapuskan seluruh kepedihanmu di lampau, bahkan dapat mengahapuskan kesedihan yang seribu kali lebih banyak.
Bila seseorang memendam kebencian kepadamu, perbuatannya itu mengajarkan bahwa setiap orang membuat kesalahan.
Bila seseorang berbuat salah kepadamu, maka tindakan paling baik yang dapat kamu lakukan adalah memaafkannya dengan iklas, memaafkan orang yang menyakiti hatimu seriing kali merupakan pengalaman menyakitkan dan sangat sulit dilakukan.
Bila kekasihmu tidak setia kepadamu, perbuatannya itu mengajarkan bahwa ternyata menolak godaan merupakan tantangan paling besar. Waspadalah kamu dengan berbagai godaan. Dengan bersikap demikian kamu justru akan meraih kepuasan langgeng yang jauh lebih besar dari kesenangan yang kamu cari.
Bila seseorang menipumu, perbuatannya mengajarkan bahwa kerakusan adalah sumber segala kejahatan. Upayakan agar mimpi-mimpimu menjadi kenyataan, meski mimpi-mimpi itu membumbung tinggi di awan. Jangan sampai kegiatanmu untuk mewujudkan cita-cita membuatmu menghalalkan segala cara.
Bila seseorang merendahkanmu, perbuatan itu mengajarkan bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Terimalah manusia karena kebaikan dan jasanya. Dan bertoleransilah pada segala kekurangannya. Janganlah sesekali-kali kamu menolak orang karena kekurangan-kekurangan yang sama sekali di luar kendalinya.
Setelah mendengar kata-kata bijak Tuhan tadi, wanita tau itu semakin gelisah karena tidak ada pelajaran yang dapat ia petik dari kebajikan. Tuhan lalu menjelaskan
“kemampuan manusia untuk menebarkan kasih sayang merupakan nikmat yang paling agung dari Tuhan. Cinta dan kebajikan juga memberi kita pelajaran”
Tuhan lalu menjelaskan lagi
“bila seseorang mencintai kita perbuatan itu mengajarkan agar kita mencintai, berbuat baik, bermurah hati, bersikap jujur, rendah hati dan pemaaf terhadap orang lain. Sebab, semua sikap itu dapat membasmi kejahatan dari muka bumi. Sebab, untuk setiap perbuatan baik selalu ada perbuatan buruk yang merupakan kebalikannya. Manusia sesungguhnya mempunyai kemampuan untuk mengendalikan kebajikan dan kejahatannya, tetapi karena cinta kasih yang jarang diajarkan, maka kekuatan itu justru dimenangkan oleh kejahatan”
Bila kamu masuk dalam kehidupan orang lain, baik karena direncanakan, karena mendapat kesempatan atau karena kebetulan, pikirkanlah pelajaran apa yang hendak kau berikan: cinta kasih atau kebencian? Bila kau mati nanti, kau akan menimbulkan cinta yang lebih dalam atau luka yang lebih menganga. Kenyamanan atau kepedihan? Kebahagiaan atau kesedihan?
Kita masing-masing memiliki kemampuan mengendalikan kebajikan dan kejahatan di bumi. Gunakanlah kemampuan itu dengan bijak.