Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Alqur'an dengan Hikmahnya

Alqur'an dengan Hikmahnya

majalahumdah.com - Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan hadis dari Abu Musa ra Rasulullah SAW bersabda, “Perumpaan orang mukmin yang membaca Alquran seperti jeruk manis, baunya harum rasanya enak. Perumpaan orang mukmin yanng tidak membaca Alquran seperti kurma, tidak harum tetapi rasanya manis. Perumpaan orang fasik yang membaca Alquran seperti daun kemangi, baunya harum tetapi rasanya pahit. Dan perumpaan fasik yang tidak membaca Alquran seperti buah paria, tidak berbau dan rasanya pahit.” (Al-Itqan fi ulumilquran, h:535)

Dihikayahkan dari Imam Ahmad bin Hanbal. “Aku melihat Tuhan yang Maha Megah dalam tidurku. Aku bertanya wahai Tuhan apa sebaik amalan yang dilakukan oleh orang orang muqarrabin ? “Dengan kalamku wahai ahmad” Jawab Tuhan. Aku bertanya. “Dengan memahaminya atau tidak ?” Tuhan menjawab. “Dengan memahaminya atau tidak memahaminya”. (Minhaju As-Sawi. H.495)
"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan" . Kalimat ini diulang dalam ayat 13, 16, 18, 21, 23, 25, 28, 30, 32, 34, 36, 38, 40, 42, 45, 47, 49, 51, 53, 55, 57, 59, 61, 63, 65, 67, 69, 71, 73, 75, dan 77 surat Ar Rahman.
8 mengiringi ayat yang membicarakan nikmat Allah. 7 Ayat mengiringi kepedihan azab neraka berdasarkan jumlah pintu pintunya. Serta terlepas darinya adalah nikmat yang besar. 8 ayat mengiringi nikmta surga dan wasar dari surga, dan berdasarkan jumlah pintunya. 8 ayat mengiringi sifat-sifat surga yang lainnya. (Hasyiyah Tafsir Jalalaini, h: 198 juz 4)


Sedangkan Imam As-Suyuthi dalam Al-Itqan fi Ulumil Qur`an menjelaskan, bahwa pengulangan kalimat itu untuk memantapkan pemahaman dan menekankan betapa pentingnya bersyukur atas nikmat-nikmat itu setelah menyadarinya bahwa ia datang dari Allah.
Suatu ketika Nabi saw membaca dihadapan para sahabat surat Ar-Rahman. Kemudian beliau saw bersabda “Aku tidak melihat kalian lebih baik menanggapi surat ini dari pada jin, mereka lebih baik dari pada kalian dalam menanggapi setiap aku membaca Fabiayyi ala irabbikuma tukadziban, kecuali mereka (golongan jin) berkata “Tidak satu nikmat dari-MU pun wahai Allah yang kami dustakan. Bagi Engkau segala puji.” (Hasyiyah Tafsir Jalalaini, h: 198 juz 4)

Tubuh beserta isinya laksana rumah seorang raja yang dihuni oleh pelayan dan rakyatnya. Mereka diberikan mandat untuk mengurusnya. Satu orang ditugaskan untuk mengalirkan air, satu orang untuk menerima, mengolah lalu mematangkannya. Ada juga yang bertugas memperbaiki apa saja yang rusak. Mengolah dengan baik membersihkan dan mengeluarkan kotoran yang mengganggu. Sangat menakjubkan apa yang Allah anugrahkan kepada tubuh kita. Perhatikanlah bagaimana Allah menyusun tubuh kita dibagian dalam. Hati, jantung, usus, lambung, usus dll. Masing masing memiliki bentuk, ukuran dan mekanisme bekerja yang berbeda beda dan dibungkus dengan tulang tulang keras supaya terlindungi.

Pengaturan semesta yang membingungkan akal bagaimana ini bisa dan itu juga berkerja adalah untukmenyesuikan dengan keperluan setiap makhluk yang hidup dan berkembang di dalamnya. Mereka berjalan untuk memenuhi keperluan hidup mereka, duduk istirahat, tidur untuk mendapatkan ketenangan. Semua musim, malam berganti siang beputar dengan kadar waktu masing masing.Tapi adakala dosa dan keserakahan mengundang tiadanya keberkahan diturunkan. Manusia suka kesurupan dalam menebas pepohonan, menelanjangi hutan demi "meuhankan" bangunan. Mengarungi lautan hingga lupa daratan. Mengorbankan permata demi kepingan logam yang tidak seberapa. Uniknya, setelah kita merusak semua lalu kita pula yang membatin dan bertanya mengapa semesta begitu tega?  Sudahilah!  Terlalu lama sudah. Tugasmu adalah Khalifah Allah.Tanam lagi kadang nanti kau atau Anak-anakmu dapati tempat berteduh dari ombak dan matahari.Pelihara lagi, kadang nanti kau dan atau anak anakmu dapati kecukupan dan keberkahan yang turun dari Illahi.Sekedar saja manusia! Ambillah secukupnya dgn cara yang baik pula. Menawarkan senyum untuk semesta.

Tidaklah kau memperhatikan sebentar saja tentang pembentukan, penyusunan, sifat,sifat, serta keadaan, dan banyak manfaat dalam diriku ? adakah orang yang memiliki akal sehat dan pikiran kuat akan menyangka bahwa aku mewujudkannya sendiri, ataukah ada sosok yang sejenisku yang telah mencipkannya ? sekali-kali tidak. Semua ituadalah ciptaan yang Maha Kuasa, Maha mengalahkan, Mahaperkasa, dan Maha Memaksa. (Al-Hikmah Fi Mahlukatillah, Imam Al Ghazali)


Fabiayyi ala irabbikuma tukadziban. Mari kita memperhatikan bagaimana nikmat roh yang ini dititipkan pada satu jasad manusia. Kita tidak pernah memilih atau meminta saja tidak berhak. Namun dengan rahmat Allah, roh ini tidak ia titipkan kapada binatang ata tumbuhan. Bila mana roh ini dititipkan kepada dua makhluk itu maka kita bukan siapa siapa dan tidak akan menjadi siapa siap. Tidak sedang berbaik atau belajar menjadi baik pun tidak bisa. Allah dengan karunianya menjadikan roh itu menjadi orang Islam. Beriman kepadaNya , hidup dari Rahim ibu yang juga beriman dan hidup dikalangan orang Islam.

Aku melihat dunia pada orang yang memilikinya menjadi siksaaan setiap kali berlimpah ruah. Ia merendahkan dan mengecilkan orang orang yang menghormatinya. Jika engkau tidak membutuhkan sesuatu maka tinggalkanlah. Ambil sesuatu yang kau butuhkan saja.  Rihana (Wanita Abaliyah didalam Uqala al Majanin)