Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pesan Cinta Dari Rasulullah

Pesan Cinta Dari Rasulullah
[Foto: Internet]

majalahumdah.com - Rasulullah saw dalam menyampaikan salah satu wasiatnya kepada Saiduna Muaz bin Jabal mengawali wasiatnya dengan ungkapan cinta yang menandakan betapa pentingnya wasiat yang ingin disampaikan dan hal itu tidak ada motif lain melainkan karena didasarkan oleh rasa cinta. 

Rasulullah saw bersabda :
يا معاذ! والله إني لأحبك، أوصيك يا معاذ لا تدَعَنَّ في دبر كل صلاة تقول: اللهم أعني على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
Wahai Mu'az, demi Allah sungguh Aku mencintaimu. Aku pesankan kepadamu wahai Muaz agar Engkau tidak meninggalkan doa pada setiap selesai shalat; "Ya Allah bantulah Aku untuk ingat kepadaMu, bersyukur padaMu, dan bagus dalam beribadah kepadaMu."

Hadis ini dalam proses transmisinya dari seorang perawi kepada perawi berikutnya selalu diawali dengan ungkapan cinta sebelum menyampaikan pesan agar setelah shalat tidak meninggalkan doa yang diwasiatkan oleh Rasulullah saw,
اللهم أعني على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
Hadis ini kemudian dikenal dengan istilah musalsal bil mahabbah, hadis yang berantaikan cinta.
Ada 3 hal yang menjadi permintaan dalam doa itu agar Allah membantu kita untuk mewujudkannya;
1. Ingat kepada Allah
2. Bersyukur
3. Bagus dalam beribadah kepadaNya

Tiga hal ini menjadi kebutuhan mendasar bagi seorang hamba untuk menggapai kebahagiaan hidupnya baik di dunia maupun di akhirat.

Pertama ingat kepada Allah. Apa pentingnya ingat kepada Allah dan apa ruginya ketika melupakan Allah di dunia? Sebelum akhirat.
Dalam Alquran Allah berfirman:

... أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

"Ketahuilah bahwa hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang." (QS. Ar-Ra'du: 28)

Dalam ayat lain Allah juga berfirman:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ

"Barangsiapa yang berpaling dari mengingatKu, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit. Dan kami akan membangkitkannya di hari kiamat dalam keadaan buta." (QS. Thaha; 124)

Dua ayat ini secara jelas menjelaskan hikmah dari mengingat Allah dan kerugian saat berpaling dari mengingatNya. Ingat Allah membuat hati tenang dan bahagia. Sebaliknya berpaling dari mengingat Allah akan membuat kehidupan terasa sempit meski memiliki segalanya.

Kedua bersyukur. Apa perlunya bersyukur dan petaka di balik kufur nikmat?
Allah SWT berfirman:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

"Ingatlah tatkala Tuhanmu memberitahukan bahwa sungguh jika Kamu bersyukur, akan Aku tambahkan nikmat untukmu. Dan sungguh jika kamu kufur, Sesungguhnya azabKu sangat pedih." (QS. Ibrahim: 7)

Syukur membuat nikmat kekal dan bertambah, sebaliknya kufur membuat nikmat hilang dan terancam mendapatkan siksaan Allah yang sangat pedih.

Ibnu Athaillah dalam Hikam-nya menyampaikan :

من لم يشكر النعم فقد تعرض لزوالها، ومن شكرها فقد قيدها بعقلها

"Barangsiapa yang tidak bersyukur atas nikmat,  maka ia telah membuka peluang bagi lenyapnya nikmat itu. Dan barangsiapa bersyukur atas nikmat, maka ia telah mengikat nikmat itu dengan tali kekangnya."

Ketiga meminta kebagusan dalam ibadah. Tentu saja hal ini sangat lah penting, karena hikmah diciptakan Jin dan manusia adalah hanya untuk beribadah kepadaNya. Bahkan amalan yang nampaknya untuk kepentingan dunia pun sejatinya diniatkan sebagai penunjang bagi ibadah, sehingga amal dunia itu juga termasuk bagian dari ibadah.

Allah berfirman :

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

"Tidak lah Aku ciptakan Jin dan manusia melainkan (hikmahnya) adalah untuk beribadah kepadaKu." (Ad-dhaariyat ; 56)

Karena pentingnya 3 hal di atas, wajar Rasulullah saw menitipkan pesan yang dasarnya ditujukan kepada Saidina Muaz bin Jabal dan tentunya juga menjadi tuntutan bagi kita agar jangan lupa berdoa kepada Allah setiap selesai shalat agar Allah membantu kita untuk dapat selalu ingat kepadaNya, bersyukur serta beribadah dengan baik kepadaNya. Dan pesan itu merupakan pesan yang didasari oleh rasa cinta.
Maka sungguh rugi jika kita menyia-nyiakan pesan cinta Rasulullah yang amat penting ini!
Tgk. M.Iqbal Jalil