Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bangun Visi dan Misimu dari Sekarang


Bangun Visi dan Misimu dari Sekarang


majalahumdah.com 

Membangun Visi 

“katakanlah,  Hai kaumku! berbuatlah menurut kehendakmu! sungguh, aku pun akan melakukan (kehendakku). Nanti kamu akan mengetahui (di antara kita) yang (paling baik) tempat kediamannya pada akhirnya. Sungguh, orang yang zalim tidak akan mendapatkan kejayaan." (QS Al-An’am [6] :135)

Thomas A. Edison adalah penjual koran di kereta api _ Jhon D. Rockefeller dulu hanya diupah US$ 6 minggu. Julius Caesar menderita penyakit ayan. Napoleon punya orang tua dari kelas bawah, dan menduduki peringkat 46 dari 65 siswa di akademi militer, Beethoven seorang yang tuli. Plato berpunggung bungkuk, dan Stephen Hawking lumpuh. Apa yang memberikan orang-orang besar itu kekuatan untuk mengatasi kekurangan mereka dan menjadi orang orang sukses ?

 Jawabannya adalah impian. Impian dapat mengobarkan api semangat yang tak mampu dipadamkan orang lain. Napoleon Hill berkata “ peliharalah visi dan impian Anda karena mereka anak-anak jiwa Anda dan rancangan pencapaian besar Anda ” Hubert  Humphrey pun berkata “ apa yang Anda visualisasikan adalah apa yang mampu Anda raih.” Kita semua hidup dibawah langit yang sama, tetapi tidak semua orang punya cakrawala yang sama. Roger Dawson berpendapat, para “ peraih sukses “ mengetahui bahwa untuk mengubah kehidupan mereka, diri mereka lah yang harus berubah terlebih dahulu. Mereka harus mengembangkan sikap hidup positif, menentukan tujuan yang akan mengarahkan hidup mereka menjadi lebih baik, dan menguatkan keyakinan dalam diri mereka sendiri bahwa mereka akan berhasil.

Penetapan misi “ dua kalimat syahadat “ adalah satu langkah awal yang terbukti kebenarannya secara ilmiah sebagai langkah tentang pembangunan wawasan tentang tujuan akhir ( visi ). Syahadat adalah membangun visi menuju Tuhan yang maha tinggi, yang dicontohkan melalui nabi Muhammad saw, seorang manusia biasa yang pernah hidup di bumi sebagai seorang yang yakin akan Tuhan dan berbuat banyak kebaikan ( uswatun hasanah ) dengan prestasi yang luar biasa.

“Sungguh, Allah telah meridhai orang-orang yang beriman, ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon. Ia tahu apa yang ada dalam hati mereka, lalu ia turunkan keterangan atas mereka dan memberi mereka karunia kemenangan di masa dekat (QS Al-Fath [48]:18).

    Simak Juga: Wanita dan Media Sosial

 Membangun Misi

“Orang yang berkata Tuhan kami adalah Allah, kemudian berjalan lurus ( di jalan Allah ), akan turun kepada mereka malaikat ( sambil berkata ), jangan takut, dan janganlah berduka cita, tapi terima lah berita gembira tentang surga yang dijanjikan kepadamu ( QS Fusshilat [41]: 30 ).

Kalimat syahadat, adalah bentuk komitmen dari 6 prinsip rukun iman yang diucapkan dengan lisan. Syahadat merupakan kalimat untuk membulatkan tekad diri. Pada langkah satu ( mission statement ), setiap orang menetapkan misi sebelum melangkah. Misi itu harus jelas dalam benaknya lalu hati diteguhkan untuk mencapainya dengan penuh keyakinan dan optimisme.

Apabila keyakinan syahadat telah ditanamkan kuat-kuat dalam hati, keyakinan itu akan berubah menjadi sebuah energi dahsyat yang mendorong jiwa manusia bergerak mencapai cita-citanya itu. Dorongan energi itu selanjutnya akan melahirkan upaya konkret untuk mewujudkan visi tersebut. Perwujudan berupa esensi salat, puasa, zakat, dan haji.

Misi manusia yang di ikrarkan dalam bentuk syahadat membentuk sebuah tekad dan komitmen yang kuat untuk memenuhi perjanjian antara seorang manusia dengan Tuhan penciptanya. Itulah sumber kekuatan tak terperi bagi orang yang beriman dan bertakwa, yang akan memunculkan keberanian sekaligus keyakinan, optimisme, dan juga ketenangan batin.

Wujud perjanjian antara manusia yang beriman dan mengabdi kepada tuhannya yang maha digdaya, dapat kita lihat dalam diri nabi Muhammad saw. Beliau dengan ikatannya dengan Allah swt, berhasil mengubah wajah dunia. Kemudian misi itu diteruskan oleh para sahabat, yaitu para khulafaur rasyidin, yang dalam masa keemasannya mampu mendirikan sebuah imperium terbesar yang membentang dari perbatasan India hingga samudera Atlantik.

Dorongan kuat syahadat itu telah berhasil membuat pasukan arab yang kecil melakukan serentetan penaklukan mencengangkan dalam sejarah manusia pada abad VI dan VII Masehi. Seiring dengan penaklukan itu, berbondong-bondong orang daerah penaklukan memeluk agama Islam tanpa paksaan. Uniknya, syiar agama Islam langsung dilakukan oleh para bala tentara Islam itu sendiri, bukan melalui lembaga atau organisasi Islam saat itu. Mereka sendiri yang memberikan teladan dan berdakwah, menurut Michael Hart, merekalah generasi terbaik yang pernah ada di muka bumi karena mereka mengajarkan kebenaran, keadilan, sekaligus kedamaian.

    Simak yang Lebih Menarik: Bukan Dia, tapi Tentang Kita

Itulah bukti nyata yang mencengangkan sejarah manusia, manusia-manusia teladan terbentuk karena dorongan 2 kalimat syahadat. Syahadat mampu memberikan keyakinan akan. 1: Kebenaran Allah SWT yang kemudian menimbulkan keberanian dalam diri. 2 : Teladan kepemimpinan Nabi Muhammad Saw yang menimbulkan perilaku mulia.

Pasukan muslim yang kecil saat itu memiliki daya dan keberanian yang luar biasa sehingga optimisme selalu ada dalam jiwa mereka untuk memperoleh kemenangan demi kemenangan.

DR Charles Garfield telah mengadakan penelitian ekstensif tentang orang-orang yang berprestasi puncak, baik dalam olahraga maupun bisnis. Ia awalnya tertarik dengan orang-orang yang berprestasi puncak di program NASA saat mengamati para Astronot berlatih berulang-ulang dalam ruangan simulasi sebelum ke angkasa luar. Walaupun Dr.Garfield memiliki gelar doktor dalam matematika, ia memutuskan untuk mengambil doktoral dalam bidang psikologi dan mempelajari karakteristik orang-orang yang berprestasi puncak.

Salah satu hasil penelitiannya adalah: Hampir semua atlet kelas dunia dengan orang-orang berprestasi adalah mereka yang melakukan visualisasi. Mereka telah melihat, merasakan, serta mengalami, sebelum mereka mulai melakukan pekerjaannya.

Mereka itulah orang-orang yang melalui usaha dengan tujuan akhir di benaknya. Kalimat syahadat adalah komitmen yang menghasilkan gambaran tentang tujuan akhir yang divisualisasi dalam bentuk “surga” ( baca ayat di awal bagian ini, surah Fushilat : 30 ). Secara ilmiah, penempatan misi melalui syahadat akan menciptakan sebuah imajinasi visual yang akan menghasilkan dorongan serta kekuatan untuk mencapai keberhasilan. Ia yang bersyahadat tidak perlu mengikuti impian orang lain karena ia telah memiliki tujuan akhirnya sendiri, yaitu kalimat syahadat dalam jiwanya. Itulah kepemimpinan dari seseorang yang telah memiliki sebuah komitmen teguh. “ Asyhadu an laa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah." “ Kepunyaan Allah segala yang di langit dan segala yang di bumi. Dan cukuplah Allah sebagai pemelihara."(Qs An-nisa [4]: 132)

    Lebih Menarik Lagi: Zaman Boleh Praktis, Agama Tidak