Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Syarat Berbuat Maksiat

 


majalahumdah.com - Allah SWT tidak menciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah kepada-Nya. Namun betapa banyak yang melalaikankan hikmah utama dari penciptaan makhluk di dunia ini dengan selalu bermaksiat kepada-Nya.

قال بعضهم إذا اردت ان تعصيه فاعصه من حيث لا يراك وأخرج من داره أو كل من غيررزقه

Berkatatalah sebagian ulama, jika engkau hendak berencana berbuat maksiat kepada-Nya maka bermaksiatlah di suatu tempat dimana Ia tidak melihatmu, dan keluarlah dari negaran-Nya (bumi-Nya) atau makanlah selain dari rezeki-Nya.

Selain bentuk kedurhakaan kepada Allah SWT, bermaksiat dapat menyebabkan hati tidak tentram, pikiran selalu dihantui rasa bersalah, jiwa tertekan walaupun secara dhahiriah terlihat enjoy saja. Dalam kitab al Azkar Imam Nawawi menyebutkan satu hadist:

البرّ ما اطمئنّات إليه النفس واطمئانّ إليه القلب والإثم ماحاك فى النفس و تردّد فى القلب

“Kebaikan adalah sesuatu yang membuat hati senang, sedangkan dosa yang mengusik hati dan bergejolak dalam jiwa”.

Dalam Islam , syarat adalah hal yang paling utama dalam beribadah dan melakukan kebaikan. Syarat menjadi penentu sah atau tidaknya ibadah yang kita lakukan. Begitu halnya dengan maksiat, maksiat juga memiliki syarat agar sah dilakukan oleh manusia. Mungkin hal ini yang masih terasa asing di telinga anda, tapi ini benar adanya. Berikut penjelasan syarat syaratnya,

1.      Berbuat Maksiat di Tempat yang Tidak Bisa Dilihat oleh Allah

Allah SWT adalah zat yang mempunyai sifat kesempurnaan, termasuk sifat bashar yang dimilikinya. Sifat bashar pada Allah berhubungan (ta’luq) dengan seluruh perkara yang wujud. Semua makhluk yang telah diciptakan Allah tidak ada yang luput dari pengawasannya. Berbeda dengan sifat bashar yang dimiliki makhluk yang lemah layaknya manusia. Manusia hanya bisa melihat sejauh mata memandang. Apabila pandangannya terhalangi hijab, maka ia tidak mampu melihat benda dibalik hijab tersebut. Oleh karena itu, sekeras apapun usaha manusia untuk mencari tempat yang tidak bisa dilihat oleh Allah, maka usahanya akan sia-sia belaka karena ia tidak akan pernah bisa menemukannya.

Simak Juga: Wanita dan Media Sosial

2.      Keluar dari Bumi Allah

Bumi adalah tempat tinggal makhluk ciptaan Allah tak terkecuali manusia. Bumi beserta isinya sangat bermanfaat untuk kelangsungan hidup makhluk hidup terutama manusia. Kebutuhan air yang melimpah ruah, persediaan oksigen yang tiada habisnya dan lain-lain sehingga tidak ada planet yang bisa menandingi bumi dalam hal bisa dihuni manusia. Karena Allah telah menetapkan bumi sebagai tempat tinggal manusia sampai waktunya tiba. Allah berfirman dalam surat al a’raf ayat 24-25:

قَالَ اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ وَلَكُمْ فِي الأرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَى حِين،  قَالَ فِيهَا تَحْيَوْنَ وَفِيهَا تَمُوتُونَ وَمِنْهَا تُخْرَجُون

Artinya: Allah berfirman, “Turunlah kamu! Kamu akan saling memusuhi satu sama lain. Bumi adalah tempat kediaman dan kesenanganmu sampai waktu yang telah ditentukan. Allah berfirman “disana kamu hidup, disana kamu mati dan disana pula kamu akan dibangkitkan.”

Ayat tersebut menjelaskan bahwa bumi adalah tempat bagi makhluk untuk kelangsungan hidupnya. Akhir zaman ini banyak para astronot yang berusaha mencari-cari tempat tinggal untuk manusia setelah bumi lenyap kelak. Mereka meneliti planet-planet di luar angkasa seperti mars, merkurius, venus dan lain-lain. Tetapi apa hasilnya? Mereka tidak menemukan tempat seaman dan senyaman bumi untuk ditempati manusia disebabkan kurangnya air atau terlalu dingin yang tidak sesuai dengan suhu tubuh manusia. Jadi jangan bermimpi untuk tinggal di bumi  lain dan keluar dari bumi ini. Karena semua benda luar angkasa juga miliki Allah SWT.

Lebih Menarik Lagi: Islam Rahmatan Lil-‘Alamin & Toleransi Agama

3.      Makan Selain Rezeki dari Allah

Rezeki adalah salah satu perkara yang telah dijamin oleh Allah kepada hambanya selain jodoh dan maut. Rezeki yang telah kita nikmati dari sejak lahir, sekarang hingga akhir hayat adalah qadar yang telah Allah tentukan untuk dibagikan kepada seluruh makhluknya sehingga apapun yang ditetapkan untuk kita miliki maka kita pasti mendapatkannya, dan apapun yang menjadi hak orang lain, sampai kapanpun kita tidak akan pernah memilikinya. Pepatah Aceh menyebutkan :

Menye ken rezeki tanyoe ata lam bibi ret uluwa

Menye rezeki tanyoe aneuk kebiri cheh dua

Allah SWT berfirman:

وما من دابه فى الأرض الا وعلى الله رزقها

“Dan tidak satupun makhluk bernyawa di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya”

    Ayat tersebut menjelaskan bahwa hanya Allah yang member rezeki serta menjamin rezeki kepada manusia untuk kehidupannya di dunia. Siapapun zat selain Allah yang berusaha sekuat tenaga untuk memberikan rezeki kepada makhluk namun ia tidak akan pernah bisa melakukannya. Karena rezeki hanya datang dari Allah semata.

Demikianlah uraian singkat tentang syarat yang harus dipenuhi oleh setiap manusia jika ingin melakukan maksiat. Jika kita mampu menunaikan ketiga syarat tersebut maka maksiat menjadi sah untuk kita lakukan namun sayangnya, kita sebagai makhluk yang lemah pasti tidak bisa menunaikannya. Betapapun diusahakan, syarat diatas tidak akan pernah bisa dipenuhi oleh setiap mansia siapapun dia. Maka, secara tidak langsung, disebutkannya syarat tersebut, sama halnya dengan melarang manusia melakukan maksiat.

Saudaraku, ingatlah 3 syarat tersebut ketika ingin berbuat maksiat kepada Allah. Insya  Allah kita akan membatalkan niat kita karena menyadari bahwa kita tidak mampu memenuhi syarat-syaratnya bahkan salah satunya saja kita tidak mampu. Jadi berhentilah bermaksiat.

Ingin Lebih Banyak Lagi? Klik di sini