Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kenapa maulid di Aceh 3 bulan??



 

Perayaan maulid diAceh tidak terbatas pada malam 12 rabiul Awwal saja,Akan tetapi perayaan maulid di Aceh biasanya di Adakan selama 3 bulan berturut-turut,hal ini bukanlah hal yang baru,akan tetapi perayaan maulid terlama di Indonesia ini merupakan adat yang sudah lama  mengakar bagi kalangan masyarakat Aceh.
kenapa bisa demikian?apa sejarah dibaliknya?

Di kalender nasional, hari libur Maulid Nabi Muhammad tanggal 12 Rabiul Awwal 1443 H jatuh pada tanggal 19 oktober lalu. Namun di Aceh, peringatan Maulid dirayakan secara turun temurun selama tiga bulan. Tak ada referensi sejarah yang menyebutkan kapan pertama kali tradisi makan-makan itu dilaksanakan.

Tapi, dalam almanak Aceh terdapat tiga bulan yang dipakai untuk merayakan Maulid. Ketiganya adalah molot (maulid awal), adoe molot (maulid pertengahan) dan molot keuneulheueh (maulid akhir).

Husaini Ibrahim, seorang sejarawan, meyakini perayaan tradisi Maulid tiga bulan sudah dilakukan sejak masa Kerajaan Aceh dipimpin Sultan Iskandar Muda (1607-1636). Ketika itu, Kesultanan Aceh mencapai kejayaan dan kemakmuran.

“Pada waktu itu, kerajaan sangat makmur dan perkembangan Islam maju pesat. Ulama-ulama menganjurkan peringatan Maulid sampai tiga bulan sebagai wujud kecintaan pada Rasulullah dan bentuk syiar Islam,” tuturnya.

Kebiasaan maulid yang diselenggarakn di Aceh penuh dengan syariat islam,di dalam maulid yang di Adakan di aceh biasanya dilakukan mulai dari pagi hingga malam.
di saat pagi,biasanya pihak dari suatu desa akan mengundang beberapa desa yang terdekat untuk menghadiri kenduri maulid di desa tersebut.
group zikir biasanya juga ikut di undang untuk memeriahkan acara kenduri maulid dengan bershalawat kepada baginda nabi muhammad  saw,di malam harinya pihak dari desa tersebut juga mengadakan acara dakwah islami untuk memngenang kelahiran sang nabi terpilih.biasanya yang mengisi ceramah adalah dai-dai kondang yang di undang dari luar daerah untuk ikut serta memeriahkan perayaan maulid.ini merupakan Syiar Islam yang masih dipegang hingga sekarang, terutama di pedesaan. Biasanya ketika perayaan Maulid, digelar ceramah agama di meunasah atau masjid pada malam hari

sejarah perayaan maulid pertama kali

Beberapa kalangan berpendapat bahwa Maulid Nabi pertama kali muncul pada zaman Shalahuddin al-Ayyubi (1193 M). Shalahuddin disebut menganjurkan umatnya untuk melaksanaan perayaan Maulid Nabi guna membangkitkan semangat jihad kaum Muslim. Kala itu, Shalahuddin dan umat Islam memang berada dalam fase berperang melawan pasukan atau tentara Salib.

 

Kendati demikian, pendapat tersebut juga masih diperdebatkan. Mereka yang menolak bahwa Shalahuddin sebagai pelopor maulid beralasan, tidak ditemukan catatan sejarah yang menerangkan perihal Shalahuddin menjadikan Maulid Nabi sebagai bagian dari perjuangannya dalam Perang Salib.

Menurut beberapa pakar sejarah Islam, peringatan dan perayaan Maulid Nabi dipelopori oleh Dinasti Ubadiyyun atau disebut juga Fatimiyah (silsilah keturunannya disandarkan pada Fatimah). Al Maqrizi, salah satu tokoh sejarah Islam mengatakan, para khilafah Fatimiyah memang memiliki banyak perayaan sepanjang tahun.

Antara lain perayaan tahun baru, hari Asyura, Maulid (hari kelahiran) Nabi, maulid Ali bin Ali Thalib, maulid Hasan dan Husain, maulid Fatimah al Zahra, perayaan malam pertama bulan Rajab, perayaan malam pertama bulan Syaban, perayaan malam pertama Ramadan, perayaan Idul Fitri dan Idul Adha, perayaan malam Al Kholij, perayaan hari Nauruz (tahun baru Persia), dan lainnya. (Al Mawa'izh wal I'tibar bi Dzikril Khutoti wal Atsar, 1/490. Dinukil dari Al Maulid, hal. 20 dan Al Bida' Al Hawliyah, hal. 145-146)

Asy Syekh Bakhit Al Muti'iy, seorang mufti dari Mesir, dalam kitabnya Ahsanul Kalam (hal.44) juga menyebut, yang pertama kali mengadakan enam perayaan maulid, salah satunya adalah Maulid Nabi adalah Al Mu'izh Lidnillah (keturunan Ubaidillah dari Dinasti Fatimiyah) pada 362 Hijriah.

Selain mereka, dalam beberapa buku sejarah juga disebutkan bahwa Dinasti Fatimiyah memang yang menginisiasi perayaan Maulid Nabi. Perlu diketahui sebelumnya, pemerintahan Fatimiyah berdiri pada 909 Masehi di Tunisia. Enam dekade kemudian, mereka memindahkan pusat kekuasaan ke Kairo, Mesir. Dua tahun setelah masuknya Shalahuddin al-Ayubbi ke Mesir, yakni sekitar tahun 1171, Dinasti Fatimiyah runtuh.  

Adanya perayaan Maulid Nabi oleh Dinasti Fatimiyah disebutkan antara lain oleh dua sejarawan dan ilmuwan pada masa Dinasti Mamluk, beberapa abad setelah masa hidup Shalahuddin. Salah satu sejarawan tersebut adalah yang telah disebutkan sebelumnya, yakni al-Maqrizi (1442) dan al-Qalqashandi (1418).

Al-Qalqashandi menyebutkan tentang perayaan Maulid Nabi oleh Dinasti Fatimiyah secara ringkas dalam kitab Subh al-A'sya jilid III (1914: 502-3). Perayaan itu dilakukan pada tanggal 12 Rabiul Awwal, dipimpin oleh Khalifah Fatimiyah dan dihadiri oleh para pembesar kerajaan seperti Qadhi al-Qudhat, Da'i al-Du'at, dan para pembesar kota Kairo dan Mesir. Acara tersebut diterangkan dibuka dengan pembacaan ayat suci Alquran dan khutbah oleh tiga penceramah.

Kendati terdapat sumber referensi yang menyebutkan bahwa Dinasti Fatimiyah yang pertama kali menghelat Maulid Nabi, tetapi hal tersebut juga masih diperdebatkan. Sebab, Ibn Jubair ketika melakukan perjalanan hajinya melalui Mesir pada tahun 1183, tidak menyebutkan ada kebiasaan maulid di sana.

Saat itu sudah dua belas tahun sejak runtuhnya Dinasti Fatimiyah dan Mesir telah diperintah oleh Shalahuddin. Pada Rabiul Awwal tahun itu, Ibn Jubair (w. 1217) masih belum menyeberang dari Mesir menuju Jeddah. Jika kebiasaan maulid di Mesir merupakan kebiasaan yang populer di tengah masyarakat sejak masa Fatimiyah, dan kemudian bersambung pada masa Shalahuddin, rasanya kecil kemungkinan hal ini akan terlewat dari pengamatan Ibn Jubair untuk kemudian ia tuangkan di dalam buku perjalanannya.

kenapa di Aceh dirayakan selama 3 bulan??

 untuk Alasan di Aceh sendiri,perayaan maulid sedah menjadi sebuah tradisi yang mengakar di masyarakat Aceh.hal ini sudah dilaksanakan semenjak ajaran Agama islam tiba di tanah rencong.namun demikian,maulid mulai populer semenjak kepemimpinan sultan Iskandar Muda.pada kepemimpinan beliau lah perayaan “kenduri Mauled” mulai dirayakan selama 3 bulan berturut-turut sebagaimana yang telah dijelaskan sejak pertama tadi.

perayaan maulid selama 3 bulan berturut-turut ini dilakukan karena dengan beberapa Alasan.Salah satunya adalah karena adanya khilaf ulama pada bulan kelahiran rasulullah.
ada sebagian ulama yang menyatakan,rasulullah lahir pada bulan Rabiul Awwal,ada yang menyatakan pada bulan rabiul Akhir dan jumadil Awwal.
karena dasar inilah,masyarakat Aceh mengambil sikap untuk merayakan kenduri Maulid selama tiga bulan berturut-turut.Di sisi lain,perayaan selama 3 bulan ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta kepada nabi Muhammad SAW agar masyarakat Aceh khususnya selalu mencintai dan berpegang teguh terhadap Agama islam yang  telah dibawakan oleh rasulullah.