Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

HAKIKAT CINTA MENURUT PERSPEKTIF ULAMA TASAWUF




Mahabbah artinya mencintai yang mendalam. Sudah lazim kita sebagai makhluk yang normal mempunyai rasa cinta, tapi kebanyakan orang tidak tahu bagaimana hakikat cinta yang sebenarnya sehingga banyak orang yang salah dalam mendefinisikan cinta.

Disaat kita bertanya kepada seseorang bagaimana yang dikatakan dengan cinta? Pasti orang tersebut menjawab “cinta adalah kecenderungan hati terhadap sesuatu dengan mengharapkan tujuan yang bersifat material maupun spiritual.

Lantas, bagaimana hakikat cinta yang sesungguhnya? Menurut perspektif ulama tasawuf cinta adalah kesungguhan seseorang untuk mencapai derajat rohaniah yang tinggi yaitu cinta hamba kepada sang Khalik.

Sebagian ulama mengartikan cinta yaitu:


المحبة معنى من المحبوب قاهر للقلوب عن إدراكه و تمتنع اللسان عن عبارته


“Hakikat makna cinta bersumber dari sang kekasih. Hati tak mampu menangkapnya,lidah juga tak mampu mengungkapkannya.”


Suatu hari Rabiah Al-adawiyah ditanya “Bagaimana cintamu kepada Rasulullah?” Ia menjawab “Demi Allah, aku sangat mencintainya, namun cintaku kepada sang Khalik telah menyita seluruh kesibukanku untuk mencintai makhluk”


Imam Al-Khawas berkata:

المحبة محو الإدارات واحتراق الصفات والحاجات


“Cinta itu menghapuskan segala keinginan dan juga membakar seluruh sifat dan kebutuhan”

Kononya, cinta tidak mementingkan diri sendiri, sehingga tidak ada sesuatu pun dalam diri, dari diri, dan untuk diri.

Imam Asy Syibli juga berkata:

الحب دهش فى لذة وحيرة فى تعظيم

“cinta itu nikmatnya begitu dahsyat,namun keagungannya begitu membingungkan”


Begitulah kira-kira hakikat cinta di sisi ulama tasawuf. Mereka meninggalkan dunia demi memikirkan cinta mereka kepada Rabb nya. Inilah cinta yang hakiki dan sejati!


Oleh : GUS (5 A)