Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kemegahan kita dimata manusia


Tatkala ku lewati pinggiran-pinggiran kota,ku lihat baju hatiku tertarik, kulihat tas hatiku berteriak, ku lihat barang-barang keluaran terbaru hatiku menjerit untuk memilikinya, tanpa mau tau keadaan kehidupan kita, pendapatan orang tua kita dalam mencari biaya kehidupan. Kita tidak mau tau bagaimana sudah orang tua kita menangis, menjerit kepada tuhan tentang derita hidupnya.


Kita hanya tau diri kita sendiri, kesenangan kita, demi mengikuti tren atau model yang sedang mendunia.bahkan di zaman global, zaman now, demi yang kita rela mencuri, tak hanya diluar lingkungan kota, bahkan di pesantren tempat yang penuh dengan didikan agama pun dia bisa mencuri, dimana kesadaran hatimu duhai kawan.Yang lebih mirisnya lagi orang tua yang rela menjual anak-anak perempuannya demi uang.


Baca juga :Kesabaran membuahkan kesyahidan

Pemuda-pemuda bahkan anak kecil pun semakin hari semakin lalai dengan permainan video gamenya, yang membuat moral mereka semakin rusak dan merusak. Para-para pejabat yang gila dengan kedudukannya, rela korupsi bahkan uang masyarakat yang bukan haknya rela mereka ambil demi kemewahan mereka masing-masing. Tidak ada lagi cinta dalam hati nurani mereka, kekuasaan yang dililit nafsu seakan akan menyelimuti hati mereka dari kasih sayang dan rasa simpati. Sungguh miris dunia di penghujung ini.

Duhai kalian yang sudah mendapat taufik dan hidayah dari Tuhan, bersyukurlah, tetaplah istiqomah dan jagalah muruah kalian, janga sampai nafsu menguasai kalian. Karena dunia hanyalah kesenangan yang menipu semata. Jalanmu sudah benar, berada dalam penjagaan Tuhan.


Jangan pernah merasa menyesal dengan keberadaan kalian disini (di pesantren). Betapa beruntungnya kalian menjadi salah satu yang terpilih, walaupun derita, kepedihan dan segala rintangan kalian hadapi, bersabarlah… suatu hari nanti kalian akan memetik kehasilan yang besar . yang dulunya kalian menangis menjerit hingga suatu hari nanti kalian tersenyum lebar.


Baca juga :Syukur dan sabar


@riskiamola