Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

JANGAN SALAH PANDANG MARI BERSYUKUR




Dalam kehidupan seringkali beberapa insan salah dalam memandang kadar nikmat yang telah ada padanya. Seakan-akan rizki yang Allah berikan itu sangat jarang, padahal rasa bersyukur mereka yang teramat kurang. Seolah-olah nikmat yang didapatkan sangat sempit. Manusia memang selalu berada di dalam ketidakpuasan, mereka sering memandang kepada insan yang lain menjadi sebuah perbandingan dan berakhir merasa dirinya sangatlah kurang dibanding dengan yang lain.
Seperti seorang pejalan kaki yang hari ke hari melakukan perjalanan hanya dengan bermodal sepasang alas kaki. Ia menganggap bahwa si pesepeda hidupnya tampak lebih menyenangkan, padahal si pesepeda sendiri menganggap dirinya tak lebih baik ketimbang penunggang sepeda motor. Namun si pesepeda motor menganggap dirinya tak lebih baik ketimbang pengendara mobil. Tetapi si pengendara mobil juga menganggap dirinya merasa demikian, terbesit dalam hatinya andaikata ia memiliki helicopter pasti hidupnya lebih baik.
Begitulah yang terjadi hingga seterusnya jika arah pandang kita salah dalam mengukur kadar nikmat, merasa belum puas dengan apa yang telah diberikan apa yang diberikan oleh Allah. Coba sekali-kali memandang kebawah melihat orang-orang yang diberi nikmat yang mana tidak diberikan kepada mereka kecuali kepada kita.
Begitu juga seorang santri yang yang sedang melanjutkan pendidikan di Dayah. Sepantasnya bagi kita untuk tidak salah pandangan nikmat. Ketika kita melihat teman-teman sebaya yang sudah pada Berjaya di kampung halaman atau telah tercapai cita-citanya atau sudah pada berbahagia dengan kekasih halalnya. Seakan akan kita yang sedang menuntut tidak apa-apanya.
Percayalah kawan, setiap orang punya kesuksesannya masing-masing sesuai dengan bidangnya masing-masing. Bukan berarti kita seorang santri yang sedang menuntut ilmu tidak memiliki masa depan yang cerah, suksesnya santri adalah dengan mengubah diri sendiri dan mengubah orang lain dengan jalan dakwah. Dan janganlah kalian lunturkan semangat kalian dalam menuntut ilmu di Dayah. Buang kejahilan yang selama ini melekat dalam jiwa kita! Baca Juga : Rintihan tinta perindu
Kita merupakan orang yang terpilih dari sekian banyak orang yang telah diseleksi oleh Allah untuk menuntut ilmu agama-Nya hingga kita bisa berada di Dayah ini. Betapa banyak orang yang diberi kenikmatan untuk hidup di Dayah, tapi malah dipersalahgunakan dengan cara melanggar peraturan yang ada. Maka bersyukur adalah salah satu jalan yang paling pantas kita lakukan untuk saat ini. Mengingat banyaknya nikmat Allah yang tak dapat dijangkau oleh pandangan kita.  Oleh : Tajul Fuzari (2E)