Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

IMAM SYAFI’I DAN PENDUDUK DESA YANG KELAPARAN



   Pada suatu hari,seorang sahabat Imam Syafi’I bercerita bahwa ketika itu ia bersama Imam Syafi’I hendak pergi menunaikan ibadah haji. Ditengah perjalanan,karena kelelahan mereka mendirikan sebuah tenda  di sisi jalan sebuah desa.Penduduk desa mendengar tentang kedatangan Imam Syafi’I bersama rombongannya.Akhirnya,mereka bertemu di depan tenda tersebut. 

   “Assalamu’alaikum”,sapa para penduduk.

   “Apakah engkau dan rombonganmu mempunyai persediaan makanan?”.  Tanya mereka kepada Imam Syafi’i.Sebab,cukup lama desa mereka dilanda kelaparan.

    Imam Syafi’I yang sejak tadi mendengarkan akhirnya berkata.”Aku tidak pumya makanan untuk dibagikan.Akan tetapi,aku memiliki simpanan uang yang berjumlah 10 dinar untuk melanjutkan perjalanan menuju kota Mekkah guna menunai ibadah”.

   Setelah mendengar jawaban Imam Syafi’I,penduduk itu meminta setengah dari jumlah uang yang dimiliki Imam Syafi’i.Kemudian,Imam Syafi’I membalas permintaan penduduk tersebut.

  “Wahai saudaraku,kalau meminta setengahnya aku tidak akan memberikannya pada kalian.Aku akan memberikan uang itu jika kalian mau menerima semuanya”.

  Tentu saja penduduk sangat keheranan,lalu mereka bertanya  “Wahai Imam Syafi’I,kami ini sangat bingung.Anda tidak akan memberikannya jika kami hanya menerima setengah dari uang 10 dinar.Namun,anda akan memberikannya jika kami meminta semuanya?”

  Imam Syafi’I menjawab keheranan para penduduk tersebut, “Memberikan setengah kepada seseorang yang membutuhkan adalah perbuatan yang kurang baik.Sedangkan memberikan seluruhnya adalah suatu perbuatan yang terpuji''. Tanpa ada keraguan sedikitpun,Imam Syafi’I segera merogoh kantong yang berisi uang 10 dinar itu dari balik bajunya.

  Melihat kejadian tersebut,tentu saja sahabat Imam Syafi’I terkejut dan bertanya, “Wahai Imam Syafi’I,apa yang sedang engkau lakukan?” Lalu Imam Syafi’I menjawab, “Aku membagikan uang 10 dinar ini kepada penduduk yang sangat membutuhkannya”. Sahabat itu berkata lagi, “Bukankah perjalanan kita ke Mekkah masih jauh,bagaimana anda bisa sampai tanpa pembekalan?”

  Sambil tersenyum Imam Syafi’I menjawab, “Demi Allah yang maha kasih yang akan menjawabnya.Bukankah kita diserukan untuk menginfakkan harta?.Karena Allah akan selalu melihat amal shaleh dimana saja”.





Hikmahnya:

Memberi sesuatu kepada orang yang paling membutuhkan merupakan perbuatan terpuji.Imam Syafi’I tidak setengah-setengah ketika memberikan pertolongan kepada orang yang memerlukan.Ia melakukannya dengan sepenuh hati tanpa harus takut kekurangan.Karenanya,Allah akan membalas orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang sangat besar didunia dan akhirat.


Oleh: @IndahKhairni_H.Mukhlis

          Kelas 4D MUDI PUTRI