Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tradisi Maulidurrasul, Tidak Semua Bid'ah Sesat

Tradisi Maulidurrasul, Tidak Semua Bid'ah Sesat


majalahumdah.com Syeikh Yusuf bin Isma'il An-Nabhani (w. 1350 H) dalam kitabnya “Anwar al Muhammadiyah” mengisahkan banyak sekali keajaiban yang terjadi pada harilahirnya Rasulullah SAW. Diantaranya adalah apa yang diriwayatkan tentang keruntuhan singgasana kaisar Kisra, hancurnya 14 Syurfah (jendela besar) dari syurfah-syurfah yang ada di Kisra dan padamnya api Persia, padahal api tersebut belum pernah padam setelah 1000 tahun. Beliau menceritakan bahwa Nabi SAW lahir dalam keadaan dikhitan dan ceria. Dimana Nabi juga mengikrarkan sendiri di kemudian hari pada sebuah hadis yang diriwayatkan dari Ibnu Umar dan yang lainnya, dan dari Anas ra , sesungguhnya Nabi SAW bersabda: “Sebagian dari mu’jizatku atas (kehendak) Rabbku bahwa sesungguhnya aku dilahirkan dalam keadaan khitan”.  Dan dari Ibnu Abbas Nabi SAW. dilahirkan pada hari senin, diangkat jadi Nabi pada hari senin, keluar berhijrah dari Mekkah menuju Madinah pada hari senin, dan masuk Madinah pada hari senin, dianggkatnya al-hajar pada hari senin, dan demikian juga fathu (pembebasan kota) Mekkah dan turunnya surat Al-Maidah pada hari senin.


Karena itu, moment maulid adalah moment yang menggembirakan hati. Jiwa yang memiliki ruh akan takjub, kecintaanakan lunak dengan sendirinya. Hati akan bergetar dalam menyambut hari kelahiran sang Nabi akhiri zaman, seorang revolusioner alam semesta yang telah membebaskan manusia dari alam jahiliyah, dan penghambaan kepada selain Allah SWT menuju alam yang terang bederang dengan adanya Islam dan Iman kemudian menjadikan penghambaan hanya semata-mata kepada Allah SWT.


Hanya saja, tradisi maulid Nabi oleh sebagian kalangan mengaanggapnya sebagai bid’ah. Mereka mendatangkan syubhat-syubhat dalam menyesatkan maulid dengan dalih Nabi Muhammad sendiri tidak pernah merayakannya. Tradisi maulid tidak lain adalah amal baru yang diada-adakan, tidak berangkat dari dalil yang shahih. 


Hal ini menjadi sebab keresahan di tengah umat. Masyarakat sampai dibuat ragu akan keyakinannya selama ini dalam memaknai maulid. Dan mencari-cari benang merah diantara dua pihak yang berselisih itu. Maka oleh sebab itu, keresahan ini berusaha dijawab oleh Imam As-suyuthi: “Menurut saya bahwa substansi dari maulid Nabi yang berupa berkumpulnya orang banyak, mereka membaca Al Quran, membaca kisah-perjalanan Nabi SAW baik saat diutusnya menjadi Rasul sampai hal-hal yang terjadi saat kelahirannya yang terdiri dari tanda-tanda kenabian, dilanjut dengan suguhan hidangan untuk makan bersama dan selesai tanpa ada tambahan lagi, maka hal ini tergolong bid’ah hasanah (hal baru yang baik), dimana pelakunya mendapatkan pahala karena ia mengagungkan Nabi Besar Muhammad SAW, menampakkan rasa gembira dan kebahagiaannya atas kelahiran Nabi SAW yang mulia.”


Jawaban ini diperkuat oleh pernyataan Ibnu Taimiyah: “Mengagungkan Maulid Nabi dan menjadikannya perayaan musiman telah dilakukan oleh sebagian ulama, dan dia mendapatkan pahala yang agung karena memiliki tujuan yang baik dan mengagungkan kepada Rasulullah SAW”


Ketika kita membahas tentang perayaan maulid, maka kita sedang mengingatkan umat akan nikmat pemberian yang sangat besar, nikmat keberlangsungan risalah, nikmat kelanjutan kenabian. Sedangkan bila kita membicarakan nikmat sangatlah dianjurkan oleh syariat dan sangat dibutuhkan. Allah SWT. memerintahkan demikian kepada kita dalam banyak firman-Nya:


يا أيها الذين آمنوا اذكروا نعمة الله عليكم إذ جاءتكم جنود فأرسلنا عليهم ريحاً وجنوداً لم تروها وكان الله بما تعملون بصيرًا، إذ جاءوكم من فوقكم ومن أسفل منكم وإذ زاغت الأبصار وبلغت القلوب الحناجر وتظنون بالله الظنونا

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikuruniakan) kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. Dan adalah Allah Maha melihat akan apa yang kamu kerjakan. (Yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan(mu) dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam purbasangka.”(Al-Ahzab:9-10).


Allah memerintahkan kita mengingat suatu peperangan, misalnya perang Khandaq atau perang Ahzab, di mana kafir Quraisy dan Suku Ghathfan mengepung Rasulullah SAW. Dalam kondisi serba sulit ini, Allah SWT. menurunkan bala bantuannya berupa angin kencang dan bantuan Malaikat. Ingatlah peristiwa itu, ingatlah, jangan kalian lupakan itu semua. Ini jelas menunjukkan bahwa kita diperintahkan untuk mengingat nikmat dan tidak melupakannya.


Dalam ayat lain, Allah berfirman:

يا أيها الذين آمنوا اذكروا نعمة الله عليكم إذ هم قوم أن يبسطوا إليكم أيديهم فكف أيدهم عنكم واتقوا الله وعلى الله فليتوكل المؤمنون


Artinya: “Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.” (Al-Anfal:30)


Ayat ini mengingatkan kita bahwa orang-orang Yahudi Bani Qainuqa’ telah besepakat untuk mengkhianati Rasulullah SAW. Di Madinah, mereka membuat makar, mereka membuat tipu daya, namun makar dan tipu daya Allah SWT. Lebih kuat dan lebih cepat dari mereka.


ويمكرون ويمكر الله والله خير الماكرين

Artinya: “Mereka membuat makar, dan Allah membuat makar (juga), Dan Allah sebaik-baik pembuat makar.”


Keutamaan Maulid

Banyak keutamaan-keutamaan yang dapat diperoleh bagi seorang muslim yang mau mengangungkan kelahiran baginda Nabi Muhammad:

1. Ungkapan Kecintaan Kepada Nabi Muhammad

Peringatan maulid Nabi Muhammad adalah sebuah ungkapan kecintaan dan kegembiraan dengan beliau. Bahkan orang kafir saja mendapatkan manfaat dengan kegembiran itu.


فقد جاء في البخاري أنه يخفف عن أبي لهب كل يوم الإثنين بسبب عتقه لثويبة جاريته لما بشّرته بولادة المصطفى صلى الله عليه وسلم. وهذا الخبر )رواه البخاري في الصحيح في كتاب النكاح معلقا ونقله الحافظ ابن حجر في الفتح. ورواه الإمام عبد الرزاق الصنعانيفي المصنف ج ٧ ص ٤٧٨(


Dalam hadits di atas yang diriwayatkan Imam al-Bukhari. dikisahkan ketika Tsuwaibah budak perempuan Abu Lahab, paman nabi, menyampaikan berita gembira tentang kelahiran sang bayi yang sangat mulia , Abu Lahab pun memerdekan Tsuwaibah sebagai tanda cinta dan kasih. Dan karena kegembiraannya, kelak di hari kiamat siksa atas dirinya diringankan setiap hari senin tiba.


2. Meneguhkan Kembali Kecintaan kepada Beliau

Meneguhkan kembali kecintaan kepada Nabi Muhammad. Bagi seorang mukmin, kecintaan kepada Nabi adalah sebuah keharusan, salah satu untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan. Kecintaan kepada nabi harus berada diatas segalanya, bahkan melebihi kecintaan kepada istri, anaknya, bahkan  kecintaan diri sendiri.

لا يؤمن أحدكم حتى أكون أحبّ إليه من ولده ووالده والناس أجمعين

Artinya: “Tidak sempurna iman salah satu diantara kamu sehingga aku lebih dicintai olehnya daripada anaknya, orang tuanya dan seluruh manusia.” (HR. Bukhari Muslim).


3. Mendapatkan Rahmat Allah SWT

Mendapatkan rahmat Allah berupa taman surga dan dibangkitkan bersama-sama golongan orang yang jujur, orang yang mati syahid dan orang yang sholeh. Imam Sirri Saqathi Rahimahullah  berkata:


من قصد موضعا يقرأ فيه مولد النبي صلى الله عليه وسلم فقد قصد روضة من رياض الجنة لأنه ما قصد ذلك الموضع إلا لمحبة النبي صلى الله عليه وسلم : وقد قال صلى الله عليه وسلم: من أحبني كان معي في الجنة.


Artinya: “Barang siapa menyengaja (pergi) ke suatu tempat yang dalamnya terdapat pembacaan maulid nabi, maka sungguh ia telah menyengaja (pergi) ke sebuah taman dari taman-taman surga, karena ia menuju tempat tersebut melainkan kecintaannya kepada baginda rasul. Rosulullah bersabda:  barang siapa mencintaku, maka ia akan bersamaku di syurga.”


Sedangkan Imam Syafi’i Rahimahullah berkata:

من جمع لمولد النبي صلى الله عليه وسلم إخوانا وهيأ طعاما وأخلى مكانا وعمل إحسانا وصار سببا لقراءته بعثه الله يوم القيامة مع الصادقين والشهداء والصالحين ، ويكون في جنات النعيم.


Artinya: “Barang siapa yang mengumpulkan saudara-saudara untuk memperingati Maulid nabi, kemudian menyediakan makanan, tempat, dan berbuat kebaikan untuk mereka serta ia menjadi sebab untuk atas dibacakannya maulid nabi, maka Allah akan membangkitkan dia bersama-sama orang yang jujur, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang sholeh. Dan dia akan dimasukkan dalam syurga na’im.”


Berdasarkan paparan itu, bisa disimpulkan bahwa semua yang dilakukan dalam peringatan maulid Nabi hakikatnya merupakan anjuran yang menghantarkan kita untuk mencintai Rasulullah SAW dan mensyukuri nikmat Allah SWT. Mengingatkan kembali perjuangan dan keteladanan Nabi Muhammad SAW agar setiap Muslim memperoleh gambaran tentang hakikat Islam secara paripurna, yang tercermin di dalam kehidupan Nabi Muhammad SAW.


Seorang muslim bisa meneladani kehidupan Nabi Muhammad SAW yang memberikan kepadanya contoh-contoh yang mulia, baik sebagai seorang muslim yang taat dan terpercaya (al-amin) di antara kaumnya dan juga kerabatnya, maupun sebagai da’i (aktivis dakwah) yang menyeru kepada Allah dengan hikmah dan nasihat yang baik. Juga sebagai kepala negara yang mengatur segala urusan dengan cerdas dan bijaksana, sebagai suami teladan dan seorang ayah yang penuh kasih sayang, sebagai panglima perang yang gagah dan mahir, sebagai negarawan yang cerdas dan jujur. Semoga perasaan gembira, kesenangan dan semangat tersebut akan senantiasa menyala-nyala di hati kita dalam mengingat dan mentauladani kisah perjalanan hidup Nabi SAW untuk diimplementasikan dalam kehidupan. Sebab Beliau adalah karunia terindah dan teragung yang telah Allah berikan kepada umat manusia. Amin ya Rabbal ‘Alamin. 

(Redaksi)