Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PB NU Rekomendasi Wahabi Minggat Dari Indonesia, Santri Aswaja Mesti Apa?


majalahumdah.com - Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengeluarkan rekomendasi agar pemerintah membuat regulasi untuk melarang penyebaran paham wahabi melalui majelis taklim, media online maupun media sosial di Indonesia. Hal itu merupakan salah satu poin hasil rekomendasi eksternal dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Dakwah PBNU yang digelar di Asrama Haji Jakarta, 25-27 Oktober 2022.

"Lembaga Dakwah PBNU merekomendasikan kepada pemerintah (dalam hal ini Kemenkopolhukam, Kemenkumham, Kemendagri, dan Kemenag) untuk membuat dan menetapkan regulasi yang melarang penyebaran ajaran Wahabiyah," bunyi rekomendasi tersebut dikutip di laman resmi LD PBNU, Kamis (27/10). (CNN Indonesia)

Menko Polhukam (Politik, Hukum, dan Keamanan) Mahfud MD mengatakan bahwa Paham Wahabi dan salafi tidak cocok berkembang di Indonesia. "Dibagun dengan wahabi salafi, enggak cocok di kita (Indonesia). kata nya dalam seminar Pra Muktamar Muhammadiyah 'Menjaga Kedaulatan NKRI' pada Kamis 21 April lalu. 

Beberapa Informasi di atas mengingatkan kita dengan upaya dayah merawat Aswaja di aceh dengan mengadakan Parade Aswaja tahun 2015 silam, memberikan 12 usulan kepada pemerintah Aceh. Kita bersyukur bahwa Aceh lebih awal melangkah untuk menjaga umat dari paham wahabi. Hari ini isu isu mereka sudah sampai nasional.

Sebagai santri peran apa yang kita lakukan dalam merawat Aswaja selain dari serius belajar kitab kuning karena kitab kuning sendiri adalah makanan sehari hari bagi santri. 

1. Kompak

Sesama santri aswaja kita harus kompak. Almamater pesantren tidak boleh menjadi sekat. Aswaja itu satu. Persatuan adalah bekal untuk kita ngopi dan membicarakan kemaslahatan. Ulama ulama kita tidak pernah menulis perpecahan di atas balai, bagaimana mungkin ketika di bawah balai kita berpecah? Perbedaan pada hal hal kecil adalah hal yang lumrah maka hilangkan.

2. Kuasai Teknologi

Berapa nomor wa tanya seseorang? “Saya tidak pakai wa” jawab saya. Hampir perkataan seperti ini tidak pernah kita dengar. Ini adalah potret sederhana bahwa teknologi semakin hari semakin akrab dengan kehidupan kita. Guru guru kami pernah katakan “hari ini ketika kita searching google, yang keluar adalah website dari paham yang bukan aswaja”. 

3. Publik Speaking

Publik speaking adalah seni berpidato. Bila santri tidak berani berpidato maka microphone di ambil alih dengan orang lain yang belum jelas dimana dia belajar. Hana meupu pegah lebih baik dari peugah hana meupu. Hari ini yang terjadi di masyarakat adalah peugah yang hana meupu. 

Pada survey yang dilakukan oleh Chapman University pada tahun 2016 menyatakan bahwa 29,5% lagi-lagi warga Amerika memilih public speaking menjadi ketakutan nomor satu. Publik speaking bukan hanya sesederhana suara dan intonasi. Disana ada peran ilmu tasawuf. Dakwaj bil hikmah dan mauidatil hasanah. 

4. Belajar Design Grafis dan editing Vidio

Pentingnya dua hal ini kian hebat. Konten visual semacam pertandingan. Orang orang marketing mendakwahkan ke public bahwa barang dagangannya yang terbaik dengan visual, politik pemilu 2024 juga sudah mulai, orang fasik dan kafir juga mendakwahkan agama mereka dengan visual. Maka alasan apa yang membuat kita enggan bergaul dengan Design grafis?  Ilmu yang benar harus di sajikan dengan menarik. Bila tidak, kita akan ketinggalan kereta. 

5. Jurnalistik 

Kelanjutan dari poin ke 4 adalah dunia jurnalistik. Dengan apa santri menulis jika bukan dengan pena. Pemikiran dan prasaan tidak akan tersampaikan bila tidak di tulis. Menulis adalah kerja peradaban. Manusia akan senantiasa bernafas dengan tulisan tulisannya. Menulislah dengan begitu seseorang akan hidup. 

6. Bahasa Asing

Bahasa asing adalah hal yang penting sekarang. dengan bahasa asing manfaat dari ilmu lebih luas. Bahasa ingris dan bahasa arab dua bahasa yang hampir wajib bagi santri. Orang orang yang menempuh Pendidikan umum sangat dekat dengan bahasa asing, sehingga mereka PD berbibicara dunia meraka di mana saja. 


Redaksi