Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Memahami Hakikat Makna Bersaudara Sesama Muslim

Memahami Hakikat Makna Bersaudara Sesama Muslim


majalahumdah.com-Ungkapan yang populer di tengah masyarakat muslim adalah “Seorang muslim merupakan saudara dengan muslim lainnya”. Kekuatan ungkapan tersebut mampu menyatukan semangat dan jiwa kolaborasi umat Islam dunia. Namun, kita juga perlu memahami makna hakikat dari muslim adalah saudara dengan sesama muslim lainnya.

Dalam alquran Allah telah menjelaskan dengan gamblang mengenai muslim. Allah telah menegaskan bahwa sesama muslim adalah ikhwah yakni bersaudara. Ini menunjukkan bahwa kita harus menunjukkan dan merealisasikan makna ikhwah tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Pengaruh perkembangan modern dan efek media digital, tidak sedikit yang sudah menggerus dan menyeret makna-makna ikhwah tersebut. Bahkan banyak terjadi berbagai macam kriminal seperti penipuan yang mengatasnamakan kebaikan dan sosial sesama muslim maupun lain-lainnya.

Kenapa mereka berani mengatasnamakan sesama muslim? Karena mereka menyadari makna ukhwah dan ikhwah di dalam tubuh setiap muslim. Maka dari itu, inilah letak pentingnya mengenal dan memahami makna bersaudara dalam Islam agar sesuai dengan yang Allah maksudkan dalam alquran dan sinkron dengan gambaran spirit dalam berukhwah yang Rasulullah ungkapkan.

Ketika kita mendengar kata muslim maka terbesit di benak bahwa Islam adalah agama yang terkenal dengan sikap saling tolong menolong, tapi apakah benar diri kita sudah pantas disebut sebagai muslim yang sudah membantu saudara kita yang sedang tidak baik-baik saja? Yang mana sekarang banyak sekali saudara kita yang mengalami bencana dan sedang membutuhkan ulur tangan dan doa kita.

Salah satu makna dari bersaudara adalah kita memiliki spirit empati yang luar biasa terhadap saudara kita sesama muslim. Bahkan penderitaan mereka merupakan penderitaan kita juga.

Maka dari itu, kita harus menunjukkan sikap muslim sejati yang suka menolong sesama muslimnya. Menolong baik dalam bentuk materi maupun dalam bentuk doa. Semuanya kita niatkan adalah lillahi ta’ala dan menjunjung tinggi perintah Allah swt. dan Rasulullah Saw.

Sikap peduli atau saling tolong menolong ini sudah dijelaskan Rasulullah SAW dalam hadisnya, beliau bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :"الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ، لَا يَخُونُهُ، وَلَا يَكْذِبُهُ، وَلَا يَخْذُلُهُ ، كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ ؛ عِرْضُهُ، وَمَالُهُ، وَدَمُهُ، التَّقْوَى هَاهُنَا، بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْتَقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ ".هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ. وَفِي الْبَابِ عَنْ عَلِيٍّ، وَأَبِي أَيُّوبَ. (رواه البخاري)

 

Artinya: Dari Abu Hurairah (w. 57 H) ia berkata, “Rasulullah saw. Bersabda: ‘Seorang muslim itu saudara bagi seorang muslim, dia tidak mengkhianatinya, tidak berdusta kepadanya juga tidak menelantarkannya. Seorang muslim itu haram atas muslim lainnya untuk mengganggu kehormatannya, hartanya, dan tidak pula menumpahkan darahnya (membunuh). Takwa itu berada di sini, cukuplah dalam hati seseorang itu ada keburukan apabila dia menghina saudaranya yang muslim.’” (HR. Bukhari. 194 H - 256 H, 62 tahun)

 

Dari hadis di atas, bisa diambil istifadah bahwa Rasulullah saw. menganjurkan umatnya untuk tidak saling mengkhianati, tidak saling berdusta, dan tidak saling menelantarkan. Selagi kita mampu untuk menolong saudara kita, maka tolonglah! karena bentuk tolong menolong atau membantu tidak selalu berupa materi tapi bisa juga dengan mengirimkan doa.

Begitulah makna hakikat dari pada bersaudara yakni saling membantu dan tidak mengkhianati. Tolong menolong maknanya sangat umum dan mencakup dalam seluruh aspek kehidupan. Marilah kita indahkan dan melestarikan nilai-nilai yang mampu membangun nilai ukhwah kepada antar sesama. Dengan itu kita berharap kepada Allah telah melakukan selangkah lebih maju dalam menggapai keridhaan Allah Swt. amin. Wallahu a'lam.