Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Agar Cinta Selalu Bersemi


majalahumdah.com-ketika awal-awal memasuki bahtera rumah tangga, istri tercinta bak bidadari turun dari surga. Mulai tatapan matanya, kerlingan manjanya, wangi kasturi badannya membuat hidup melayang sampai ke kayangan. Semua indah tiada tara bagaikan dunia ini hanya milik berdua. Akan tetapi setelah hari demi hari dilalui bersama, detik merajut menit, lalu membingkai jam, kesempurnaan-nya mulai berkurang, yang semula senyumnya bak artis India kini mulai tampak menua, yang dulunya suaranya merdu bak penyanyi korea, kini gatal di dengar telinga.

Problema semacam ini banyak menimpa kehidupan berumah tangga. Bosan sudah pasti mengiringi kebersamaan yang dibina dalam waktu bertahun-tahun, terlebih seiring perjalanan waktu sedikit demi sedikit keburukan dan aib pasangan mulai terbuka, menambah retak harmoni cinta. Apalagi jika teman hidup kurang pandai merawat diri memancing mata melirik lain hati. makanya penting sekali bagi kedua pasangan untuk saling membina tali ikatan yang dibangun atas dasar cinta suci. dan untuk menjaga cinta agar terus bersemi kaum hawa patut meneladani sang ratu sejati Sayyidah Aisyah binti Abu Bakar As Siddiq 

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-bukhari dari Sayyidah Aisyah dikisahkan bahwa para sahabat memilih momen yang tepat untuk mengirim hadiah kepada Rasulullah. Momen terbaik itu adalah ketika Rasulullah berada di rumah Sayyidah Aisyah, sebab saat berada di rumah Aisyah suasana hati Rasul selalu bahagia dan kebahagiaan itu akan kian bertambah dengan hadiah dari para sahabat. Sehingga tujuan para sahabat untuk membahagiakan Baginda berhasil. Bukankah ketika suasana hati sedang berbunga-bunga semuanya akan terasa indah bahagia?

Saking besarnya Cinta Rasulullah kepada Sayyidah Aisyah, ketika sakit parah dan ajal hendak menjemput Rasulullah bertanya-tanya, dimana besok saya tinggal bersama siapa besok saya bermalam? mengisyaratkan keinginan besar beliau agar tiba giliran Sayyidah Aisyah. Lihatlah betapa besar cinta Rasulullah kepada Sayyidah Aisyah bahkan menjelang ajal sekalipun cinta Baginda kian deras tak terbendung sampai-sampai ingin wafat dalam rangkulan kekasih tercinta Sayyidah Aisyah. Bukannya kian hari kian pudar, cinta Rasulullah kepada Sayyidah Aisyah semakin hari malah semakin bersemi berikut beberapa sikap Sayyidah Aisyah kepada Rasulullah hingga bikin cinta Baginda terus bersemi.

Semua perempuan pasti ingin membahagiakan pasangannya begitu pula dengan Sayyidah Aisyah. Sayangnya tidak semua cara yang dilakukan ditangkap dengan baik oleh belahan jiwa, bahkan tak jarang maksud hati mengulum senyum, malah muram durja diterima. Suatu hari, Aisyah bermaksud memberi kejutan kepada Baginda, Aisyah merapikan ruangan dan merias ulang kamar tidur. Beliau membeli bantal empuk yang nyaman di kepala tak lupa aroma wangi dituang di semua sudut kamar. Saat hendak masuk Rasul terdiam di depan pintu, bukannya bahagia raut wajah Baginda yang biasanya berseri-seri justru berubah drastis merah padam. 

Aisyah membaca dengan baik ekspresi itu, beliau langsung sadar ada yang tidak beres, sebab kalau Baginda sudah seperti itu biasanya selalu ada yang salah. Tanpa mereka-reka lebih panjang Aisyah langsung memohon ampunan, wahai Rasulullah aku bertaubat kepada Allah dan kepadamu atas dosa yang telah aku lakukan! ucap Aisyah padahal beliau belum tahu apa letak kesalahannya. Apa yang kau pikirkan dengan bantal ini tanya Baginda?, saya membelinya khusus untuk anda dan agar anda berkenan memakainya jawab Aisyah apa adanya. Kemudian Rasulullah menjelaskan letak kesalahan Aisyah, "sesungguhnya orang yang punya gambar-gambar seperti ini akan disiksa di hari kiamat kelak, dikatakan kepada mereka hidupkan apa yang telah engkau ciptakan! sesungguhnya rumah yang ada gambar semacam ini tidak akan dimasuki malaikat." 

Sikap Sayyidah Aisyah begitu dewasa dalam menanggapi ekspresi Rasulullah atas kejutan yang disiapkannya, padahal untuk menyiapkan kejutan itu beliau sampai mengeluarkan biaya. Sama sekali tidak terngiang oleh Aisyah untuk mengedepankan ego dan membalas sikap Baginda sangat sulit bisa seperti Sayyidah Aisyah. pengertian semacam ini muncul dari pemahaman utuh karakter pasangan serta berpikir positif pada pasangan. Seandainya Aisyah bisa tidak mengerti karakter Baginda dan tidak bisa membaca ekspresinya dengan cepat kaya, niscaya beliau akan salah paham sikap Baginda dan salah paham inilah yang kerap terjadi akibat kurangnya pengertian antara kedua belah pihak yang akhirnya berimbas pada pudarnya cinta.

Roda Kehidupan yang selalu berputar sudah pasti membuat kehidupan seseorang naik turun suka duka silih berganti menghampiri urusan ekonomi juga demikian. Adakalanya suami dilimpahi kemudahan untuk memenuhi tanggung jawab nafkah kepada istri dan ada kalanya pula sedang diuji sulit mendapat sesuap nasi. Seorang istri dituntut setia dalam suka maupun duka ketika dimudahkan rezeki Mengingatkan untuk bersyukur dan saat diuji Ingatkan untuk bersabar. Kehidupan Rasulullah penuh dengan cobaan dalam segi keuangan dapur baginda kerap tidak mengepulkan asap untuk beberapa pekan. 

Dikisahkan dari Sayyidah Aisyah sendiri Beliau berkata kepada sahabat Urwah keponakannya sendiri "kita menunggu Hilal silih berganti sampai 3 kali dalam 2 bulan" dan selama itu pula dapur rumah-rumah Baginda tidak mengepulkan asap. Wahai bibiku dengan apa kalian bertahan hidup? tanya sahabat Urwah penasaran, "dengan kurma dan air", kadang-kadang tetangga Rasulullah dari sahabat anshar mengirimi Baginda susu kamipun minum susu itu". 

Betapa sabar Sayyidah Aisyah menemani hari demi hari kehidupan sulit baginda, beliau tidak pernah mengeluh justru selalu menerima apa adanya. Tidak pernah menuntut ini itu bahkan selalu lapang dengan kondisi suaminya. Tentu istri yang bisa bersikap seperti ini akan membuat cinta suaminya tambah lengket setiap hari. Cinta yang bersemayam dalam hati tidak boleh dibiarkan layu dan mati, ia harus selalu disiram dengan kata-kata mesra dan tindakan-tindakan manja. Seorang suami akan sangat senang bila istrinya bersikap manja, demikian pula bila sang istri memancingnya agar mengeluarkan kata-kata mesra/ 

Aisyah pernah berkata kepada Baginda "wahai Rasulullah seandainya engkau turun di sebuah jurang disana ada dua pohon satunya sudah dimakan daunnya sementara yang lain belum tersentuh orang Kemanakah akan engkau bawa untamu? Maksud perkataan Sayyidah Aisyah ini adalah memancing Rasulullah agar mengatakan Aisyah adalah istri yang paling dicintainya. Pohon yang daunnya sudah dimakan orang mengisyaratkan istri Baginda yang lain yang sudah berstatus janda, sementara pohon yang belum tersentuh orang adalah dirinya yang masih perawan. Semakin sering istri bersikap manja dan memancing suaminya berkata mesra semakin lengket pula cinta suaminya. (Redaksi)