Mengenal Imam Hasan Al-Basri Dan Konsep Khauf Dan Raja’
Mendengar
nama Imam Hasan Al Basri tidaklah terasa asing mungkin ingatan kita akan
tertuju kepada seorang yg ahli dalam bidang tasawuf atau kita akan teringat
cerita bagaimana Imam Hasan Al Basri dalam melamar Rabiah Al Adhawiyah , namu Beliau lebih dari dari seorang ulama tasawuf Beliau adalah pakar ilmu, pendidik
bahkan panutan masyarakat islam , pada tulisan ini kita akan mengenal sosok Imam Hasan Al Basri dan konsep tasawufnya
A. Imam Hasan Al Basri
Nama asli Beliau Hasan bin Yassar Beliau lahir pada
tahun 21 H pada tahun-tahun terakhir massa kekhalifah Umar bin Khatab Beliau bukanlah lahir dari keluarga yg berada
ataupun terpandang namun Beliau lahir dari ayah seorang hamba Zaid bin Tsabit
yg bernama Yassar dan dari rahim Khairan seorang hamba milik Ummu Salamah istri Rasullah dan
dari istri Rasullah ini lah Beliau mendapat nama Hasan bukan hanya itu Hassan Al Basri juga mendapat keberkahaan
dari susuan Ummu Salamah dan pada usia 14 tahun Beliau beserta keluarga pindah
ke Basrah, di Basrahlah Beliau di kenal dengan sebutan Imam Hasan Al Basri , Beliau juga pernah berguru kepada beberapa para sahabat Nabi seperti Abdullah bin Umar, Anas bin Malik, Abdullah
bin Mughaffal, ‘Amr bin Taghlib, Abu Burzah al-Aslami, dan masih bayak lagi ,karena Beliau banyak berguru degan para sahabat Nabi makanya beliau banyak meriwayat
hadis dan Beliau juga dikenal sebagai ulama yg penuh dengan kalam-kalam
hikmah bahkan dengan keilmuan dan kezuhudan Beliau membuat para ulama memasukkan Beliau sebagi bagian dari afdal thabiin, Beliau juga memiliki banyak murid seperti Humaid
ath-Thawil, Ayyub as-Sakhtiyani, Qotadah, Bakar bin Abdullah al-Muzani, Sa’ad
bin Ibrahim, Ibnu ‘Aun, al-Mu’alla bin Ziyad, Yunus bin ‘Ubaid, dan masih
banyak lagi Beliau wafat pada tahun 110 H di Basrah di saat
menginjak usia 89 tahun
baca juga:adab Bersiwak Yang Perlu Diperhatikan
B. Konsep
tasawuf
Dalam pengajaran ilmu taswuf Imam Hasan Al Basri
menerapkan sistem khauf dan raja’
Khauf
Khauf secara bahasa adalah takut
maksudnya seorang hamba harus bersifat
takut pada allah karena hanya kepada Allah lah seorang mukmin harus merasa
takut sebagaimana Allah mengatakan dalam surah at-taubah :13
اَلَا تُقَاتِلُوْنَ قَوْمًا نَّكَثُوْٓا
اَيْمَانَهُمْ وَهَمُّوْا بِاِخْرَاجِ الرَّسُوْلِ وَهُمْ بَدَءُوْكُمْ اَوَّلَ
مَرَّةٍۗ اَتَخْشَوْنَهُمْ ۚفَاللّٰهُ اَحَقُّ اَنْ تَخْشَوْهُ اِنْ كُنْتُمْ
مُّؤْمِنِيْنَ
Artinya: “Mengapa kamu tidak memerangi
orang-orang yang melanggar sumpah (janjinya), dan telah merencanakan untuk
mengusir Rasul, dan mereka yang pertama kali memerangi kamu? Apakah kamu takut
kepada mereka, padahal Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti, jika kamu
orang-orang beriman.”
Rasa takut tidak diterimanya
amalan si Hamba di hadapan sang penciptanya , rasa takut akan siksaan Allah ,rasa
pasrah akan segala bentuk urusannya hanya kepada Allah, rasa khauf ini penting
terdapat pada seorang Hamba karena dengan sifat ini seorang Hamba apabila
selesai melakukan ibadah dia tidak lansung senang dengan ibadahnya namun di
akan lebih mengoreksi akan ibadahnya dan dia melihat sejauh mana kekushukannya
dalam menghadap sang Khalik
Raja’
Raja’ secara bahasa berarti pengharapan atau bisa di katakan
sikap optimisme terhadap Allah, dalam konsep tasawuf Imam Hasan Al Basri
mengajarkan seorang Hamba apabila sudah ada sikap khuf maka harus di barengi
dengan sikap raja’ agar si Hamba tidak mudah putus pengharapan terhadap Alah ,sikap raja ini akan membuat si Hamba agar selalu mengharap pengampunan dari Allah juga mengharapkan rahmat dan kasih sayangnya, maka peting bagi si Hamba
untuk menaruh sikap raja’ ini dalam dirinya, akan tetapi sikap raja’ ini akan berfungsi
dengan optimal apabila si Hamba sudah bisa menaruh sifat khuf dalam dirinya
lalu sifat khauf tersebut di barengi dengan sifat raja’ barulah sifat raja ini
akan berfungsi dengan optimal karena apabila si Hamba hanya bersifat dengan rasa
khauf maka bisa bisa akan putus pengharapan akan Allah,dan Allah pun melrang
bagi seorang mukmin untuk putus harapan dari allah:
يَٰبَنِىَّ ٱذْهَبُوا۟ فَتَحَسَّسُوا۟ مِن يُوسُفَ وَأَخِيهِ
وَلَا تَا۟يْـَٔسُوا۟ مِن رَّوْحِ ٱللَّهِ ۖ إِنَّهُۥ لَا يَا۟يْـَٔسُ مِن رَّوْحِ
ٱللَّهِ إِلَّا ٱلْقَوْمُ ٱلْكَٰفِرُونََ
Artinya: Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". (surah yusuf :87)
maka datang lah sifat raja’ ini sebagai obat
bagi si Hamba agar masih bisa yakin akan rahmat dan kasih sayangnya Allah ,
Begitulah Imam Hasan Al Basri dalam pengajaran
tasawufnya memadukan konsep khauf dan raja’ konsep yg akan terus di ikuti oleh
kebanyakan orang dalam menghadap sang Khalik bahkan di aplikasikan dalam
menjalankan kehidupan sehari-hari