Hikmah di balik disyariatkan shalat sunnah
![]() |
| shalat sunnah sebagai penerang hati di sela gelapnya kesibukan dunia. |
Di dunia ini tidak ada yang paling lezat dan yang paling manis bagi seorang hamba melainkan bermunajah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dan salah satu cara untuk mendekatkan diri kepad Allah adalah mengerjakan shalat sunnah qabliyah dan ba’diyah, ataupun sering kita sebut dengan shalat rawatib.
Banyak sekali keutamaan-keutamaan yang terdapat di dalam shalat sunnah qabliyah dam ba’diyah, sehingga dianjurkan untuk mengqadha shalat tersebut jika pernah meninggalkannya.
Dan di dalam kitab syarh muhazzab pernah disebutkan tentang konsekuensi orang yang sering meninggalkan shalat sunnah rawatib:
من وضب على ترك الرواتب أو ØªØ³Ø¨ØØ§Øªٍ عنند ركوع ردّ شهادته للتهاون بالدّيين.
“Barang siapa yang sering meninggalkan shalat rawatib atau meninggalkan tasbih di ketika ruku’ maka syahadatnya akan ditolak karena dianggap mudah dalam urusan agama.”
Berikut ini adalah beberapa hikmah yang terdapat di dalam shalat sunnah qabliyah dan ba’diyah, diantaranya:
- Dapat mengerjakan shalat fardhu dengan jiwa yang tenang, dan lapang dada tanpa ada rasa lelah dan bosan.
Seseorang yang setiap harinya selalu memakan satu jenis makanan walaupun makanan itu adalah makanan yang paling lezat, maka ia akan merasa bosan.
Tapi sebaliknya apabila setiap harinya ia memakan berbeda-beda jenis makanan, maka akan selalu ada rasa keinginan untuk memakan tersebut.
Dan hal ini merupakan salah satu tabi’at manusia. Sehingga Allah SWT.
Mensyariatkan shalat sunnah kepada hambanya yang dikerjakan sebelum melaksanakan shalat fardhu dan setelah shalat fardhu, supaya dapat menunaikan shalat fardhu dengan jiwa yang tenang dan lapang dada tanpa ada rasa lelah dan bosan.
- Dapat mengerjakan shalat fardhu dengan hati yang bersih dan hanya fokus kepada Allah SWT.
Shalat fardhu adalah shalat yang wajib dilaksanakan oleh umat manusia, dan hati seseorang yang menegrjakannya harus seperti bentuk asli yang dapat dilihat dan tertancap di cermin.
Maka shalat sunnah yang diikerjakan sebelum menunaikan shalat fardhu ini sebanding dengan pengkilat hati, sehingga orang-orang yang ingin melaksanakan shalat fardhu dapat menunaikannya dengan hati yang bersih tanpa ada kotoran d idalamnya, tidak ada kotoran was-was dan yang paling penting adalah dapat menunaikan ibadah yang istimewa ini dengan hanya fokus untuk bermunajah kepada Allah.
- Agar rahmat yang telah diperoleh tidak terputus.
Disaat hati seorang hamba telah bersih karena melaksanakan shalat sunnah qabliyah, sehingga ia mendapat kelezatan di dalam hatinya dan jiwa yang lapang di saat menunaikan shalat fardhu, maka disunnahkan untuk lanjut melaksanakan shalat ba’diyah agar rahmat dan kelapangan hati yang ia dapat sebelumnya tidak terputus.
- Dapat menyempurnakan kekurangan yang terjadi di dalam shalat fardhu.
Terkadang di saat mengerjakan shalat fardhu, ada terdapat kekurangan yang terjadi di dalamnya, dan hal tersebut tidak diketahui oleh orang yang shalat itu sendiri.
Maka dengan melaksanakan shalat sunnah ba’diyah ini, dapat menutupi kekurangan yan terjadi di dalam shalat fardhu.
Setiap hamba yang beriman pasti ingin selalu dekat dengan penciptanya, dan shalat inilah yang merupakan salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Manakala seseorang telah mempersiapkan waktu yang spesial untuk mendekatkan diri kepada dzat yang ia cintai, maka Allah mensyariatkan shalat sunnah ini kepada hambanya, agar hambanya dapat selalu mendekatkan diri dan bermunajah kepada penciptanya.
Inilah hikmah-hikmah yang nilainya sangat tinggi yang terkadang di dalam shalat sunnah qabliyah dan ba’diyah.
Oleh karena itu, marilah kita berusaha untuk istiqamah dalam mengerjakan shalat qabliyah dan ba’diyah agar kita termasuk orang-orang yang mendekatkan diri kepada Allah.
GARIFA ULANDARI
MA unit V semester IV
