Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MENGENANG SOSOK SAYYIDAH FATHIMAH AZ ZAHRA

 

 

MENGENANG SOSOK SAYYIDAH FATHIMAH AZ ZAHRA

majalahumdah.com - Dalam kesempatan ini kita menyempatkan diri untuk bersama-sama mengenang sosok wanita mulia di antara wanita-wanita pilhan yang akan menjadi pemimpin kaum wanita di syurga nanti, yaitu Sayyidah Fathimah Az Zahra. Membicarakan sosok wanita mulia merupakan suatu keniscayaan bagi Muslimah yang ingin menggapai keridhaan Allah SWT. Bagaimana mungkin kita dapat menjalani kehidupan ini di arah yang benar, jika seandainya yang menjadi teladan kita malah orang-orang yang berada di jalan yang salah.

Ketahuilah bahwa saat ini kita berada di zaman yang krisis keteladan. Banyak dari kaum Muslimin khususnya dari kaum wanita yang menjadikan idola yang salah dalam hidup mereka. Apa artinya kita hadir dalam maulidan, acara marhaban, atau majelis-majelis ilmu jika seandainya sosok yang kita jadikan idola adalah mereka-mereka yang belum sempurna menutup auratnya. Akan jadi seperti apa Islam di negeri ini jika kaum wanita yang menjadi tiangnya negara malah ingin mengikuti gaya dan model berpakaian orang-orang yang malah menjadi musuhnya Rasulullah SAW. Siapa yang akan memperkenalkan anak-anak generasi kaum Muslimin tentang teladan yang benar jika bukan melalui seorang ibu yang senantiasa mengidolakan sosok yang memang sepantasnya diidolakan.

Maka marilah kita perbaiki niat kita dalam melakukan keteladanan ini. Bahwa tidaklah kita mengenang Sayyidah Fathimah Az Zahra melainkan didasari oleh keinsafan bahwa selama ini mungkin jalan yang kita tempuh sebagai seorang wanita Muslimah masih jauh dari jalannya Sayyidah Fathimah. Kita menginsafi bahwa mungkin akhlak kita kepada suami, kepada orang tua, atau kepada teman kerabat masih jauh dari apa yang dicontohkan oleh Sayyidah Fathimah. Barangkali juga pakaian yang kita gunakan sehari-hari masih belum sepenuhnya mengikuti aturan berpakaian yang benar sesuai tuntunan Rasulullah SAW.

 

Maka kami mengajak pembaca agar berniat untuk memperbaiki diri kita sebagai wanita yang masih belum baik, lidah yang mungkin masih sering menggunjing, lidah yang barangkali masih jarang dibasahi oleh indahnya lantunan Alquran, mata yang masih suka memandang yang haram, hati yang mungkin belum peka terhadap kesusahan orang lain, hati yang masih lalai dengan urusan duniawi dan jauh dari zikir untuk mengingat ilahi. Maka kita berniat untuk memperbaiki itu semua. Hijrah dari ghaflah kepada yaqzah, berpindah dari maksiat kepada taat, dan senantiasa memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik dari hari sebelumnya.

 

Maka tidak ada cara lain untuk memperbaiki diri selain meninggalkan ikutan yang salah, menggantikan idola dengan sosok yang seharusnya diidolakan. Dan bagi kaum Muslimah, sosok Sayyidah Fathimah Az Zahra adalah salah satu di antara sosok yang patut dan pantas dijadikan inspirasi untuk mengubah diri ke arah yang lebih baik.

 Urgensi Transfer Of Spiritual



Darinya, kita belajar bagaimana seorang wanita Muslimah seharusnya berjuang untuk Islam. Darinya kita belajar bagaimana seharusnya seorang wanita Muslimah berpakaian. Darinya kita belajar bagaimana hidup dalam kesederhanaan. Dari Sayyidah Fathimah kita juga bisa belajar bagaimana itu cinta, cinta seorang anak kepada orang tuanya, cinta seorang istri kepada suaminya, dan cinta seorang ibu kepada anak-anaknya.

Kenapa Kita Harus Mencintai Sayyidah Fathimah?

Di antara alasannya adalah untuk menunjukkan bahwa kita benar-benar mencintai Rasulullah SAW. Tidak akan sempurna kecintaan kita kepada Rasulullah sebelum kita mencintai orang-orang yang memiliki hubungan dengan Rasulullah SAW dari pihak keluarganya. Apalagi sosok Sayidah Fathimah yang dapat kita lihat tinggginya kedudukan beliau di sisi Rasulullah SAW dari hadis-hadisnya.

 

Rasulullah SAW bersabda :

إِنَّما فاطمةُ بَضْعَةٌ مِنِّي ، يُؤْذِينِي ما آذَاها ، و يريبني ما رابها

"Fathimah itu belahan jiwaku, menyakitiku orang yang menyakitinya, ku mengkhawatirkan apa yang dikhawatirkannya".

 

 Dalam hadis lain Rasulullah SAW bersabda :

((خير نساء العالمين أربع: مريم بنت عمران، وآسية امرأة فرعون، وخديجة بنت خويلد، وفاطمة بنت محمد رسول الله)).

"Wanita terbaik itu empat: Maryam, Asiyah, Khadijah & Fathimah".

إن الله يرضى لرضاك ويغضب لغضبك

"Sesungguhnya Allah Ridha dengan ridhamu & Marah dengan kemarahanmu".

 


Ada banyak pelajaran yang dapat dipahami dari Sayyidah Fathimah. Beliau adalah sosok perempuan luar biasa yang ikut menyaksikan masa-masa sulit yang dihadapi oleh Rasulullah SAW di masa awal-awal dakwahnya di kota Mekkah.

Ketika pada suatu hari, Rasulullah sujud di Masjidil Haram dan diletakkan isi perut unta yang sudah membusuk dan baunya sangat menyengat di atas tubuh beliau, tahukah siapa yang membersihkan kotoran itu? Beliau adalah Sayyidah Fathimah Azzahra sambil mengucurkan air mata membasahi pipinya.

 

Saat orang-orang kafir Quraisy berbuat zalim kepada Rasulullah SAW, maka Sayyidah Fathimah juga menjadi sosok yang mampu meneguhkan hati Rasulullah SAW dan mampu membuat Rasulullah SAW tetap semangat dalam dakwahnya. Maka wajar beliau digelar dengan Ummu Abiha. Seakan menjadi Ibu bagi Bapaknya.



Kisah 4 Imam Mazhab

 

Sayyidah Fathimah adalah sosok putri yang sangat dicintai oleh Rasulullah SAW tanpa mengurangi kecintaan beliau kepada putri yang lainnya. Beliau adalah putri ke -4 yang lahir 5 tahun sebelum Rasulullah SAW diutus menjadi Rasul. Kecintaan Rasulullah SAW kepada Fathimah semakin bertambah di saat Fathimah menjadi anak satu-satunya yang tinggal di rumah karena kakaknya telah pergi bersama suaminya. Kecintaan itu semakin berganda di saat Sayyidah Fathimah melahirkan Hasan dan Husin yang melalui keturunan merekalah lahir Ahlul Bait yang dinisbahkan nasabnya kepada Rasulullah SAW.

 

Meski Rasulullah SAW sangat mencintai Sayyidah Fathimah, namun hal itu sama sekali tidak membuat Sayyidah Fathimah kebal dari hukum syariat. Rasulullah SAW bersabda dalam hadisnya:

 

 لو أن فاطمة بنت محمد سرقت لقطعت يدها

“Seandainya Fathimah binti Muhammad mencuri, maka akan Aku potong tangannya.”

 

Namun hal itu tidak pernah terjadi dari sosok Sayyidah Fathimah yang mulia. Itu hanya perumpamaan saja yang menggunakan kata “seandainya” untuk menunjukkan bahwa sebesar apapun kecintaan Rasulullah SAW kepada putrinya, hal itu sama sekali tidak membuat putrinya diistimewakan dalam pembebanan hukum Syariat. Ini tentu saja pelajaran bagi kita agar tidak tembang pilih dalam penerapan hukum.

Kita juga belajar kesederhanaan yang luar biasa dari Sayyidah Fathimah. Beliau dinikahkan oleh Rasulullah SAW dengan mahar yang sangat sederhana. Acara pernikahan yang juga sangat sederhana. Bahkan diriwayatkan bahwa pada pakaian pengantin yang digunakan oleh Sayyidah Fathimah, seorang putri Rasulullah SAW, pemimpinnya wanita surga, terdapat 12 tambalan di mana ada di antara tambalannya yang Rasulullah sendiri yang menambalnya.

Apa yang membuat kita sering mengeluh? Merasa bahwa yang Allah beri kepada kita sangat sedikit. Kita merasa hina karena kemiskinan. Ketahuilah! Sayyidah Fathimah adalah contoh ideal bagi kita wanita muslimah bahwa kemuliaan tidak sama sekali identik dengan kekayaan. Dan perlu dipahami bahwa pernikahan yang berkah tidaklah identik dengan kemewahan, tetapi bergantung kepada niat yang ingin menjadikan pernikahan sebagai bahtera untuk berlabuh menuju keridhaan Allah SWT.

Karena mudahkanlah pernikahan! Hati-hati dari perzinaan dan segala hal-hal yang berpotensi menjerumuskan kepada perzinaan. Jangan takut menikah karena belum kaya, karena menikah juga salah satu sebab agar dimudahkan rezeki dan kekayaan oleh Allah SWT.

Semoga saja, kita dapat meneladani sosok Sayyidah Fathimah Az Zahra sebagai idola bagi kita dalam menempuh perjalanan kehidupan ini.(ZA)