Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kenapa hadist mesti bersanad?

  


Teman-teman semua, berbicara tentang sebuah agama tentunya memiliki hukum dan peraturan masing-masing yang berguna membuat para penganutnya mematuhi dan mengikuti sebagaimana mestinya, karena kalau tidak adanya sebuah hukum maka akan tentu membuat para pemeluknya berada dalam kekacauan. Nah, di dalam islam khususnya mazhab imam Syafi'i memiliki empat sumber dasar untuk menentukan hukum dalam sebuah permasalahan, yaitu Al-Quran, hadis, ijma’ dan qiyas. 

   Lalu teman-teman, yang ingin kita bahas hari ini adalah sebuah hadis, ia memiliki pengertian berupa sebuah perbuatan, perkataan, pengakuan yang digolongkan kepada Rasulullah, namun dalam praktek sehari-hari  kita sering menemukan di dalam teks sebuah hadis berupa sanad, sanad adalah jalur periwayatan sebuah hadis mulai dari si perawi terakhir hingga sampai kepada Rasulullah, namun yang jadi pertanyaannya kenapa sebuah hadis perlu yang namanya sebuah sanad? Seakan- akan sanad merupakan salah-satu faktor dalam keabsahan hadis tersebut.

   Nah untuk menjawab pertanyaan di atas, kita perlu merujuk kembali sejarah setelah wafatnya Rasulullah SAW. Saat itu banyak para hafidz yang meninggal akibat terlibat peperangan sehingga para sahabat khawatir akan kehilangan besar para hafidz karena Al-Quran belum dibukukan, sehingga pada masa sayyidina Umar RA setelah bermusyawarah dengan para sahabat yang lainnya ia pun menggagas ide pembukuan Al-Quran guna untuk untuk meminimalisir kehilangan hafidz.

   Namun beda halnya dengan hadis ia bagaikan benda tak bertuan, di saat para sahabat fokus dengan pengumpulan naskah Al-Quran, ia malahan di tinggalkan seakan tak lagi dibutuhkan, namun ada beberapa faktor yang melatarbelakangi hal tersebut mulai banyak sahabat yang beranggapan bahwa hadis bisa menimbulkan kekacauan karena takut tak bisa mengerti penafsirannya, bahkan pernah sayyidina Umar melarang pemuda yang ingin menyebarkan hadis malahan ada pemuda yang ia marahi karena menyebarkan hadis tanpa izin darinya dan lebih parah lagi ada sahabat  yang sayyidina Umar tahan karena melakukan hal yang sama.
 Baca Juga : Don`t Judge

   Suatu ketika sayyidina umar berencana untuk mengumpulkan hadis menjadi sebuah buku lalu sayyidina Umar bermusyawarah dengan para sahabat kemudian beristikharah selama sebulan untuk menyakinkan rencananya kemudian ada salah satu sahabat berkata pada sayyidina Umar “pernah umat terdahulu menulis sebuah kitab kemudian umat tersebut lebih menggunakan kitab tersebut ketimbang kitab yang Allah SWT turunkan kepada mereka” maka sayyidina Umar pun mengurungkan niat karena takut hal serupa akan terjadi kembali.

   Namun sebenarnya hadis memiliki peranan yang sangat berpengaruh dalam penentuan hukum karena ketika tidak ada ayat yang menjelaskan suatu masalah maka para sahabat merujuk kepada hadis. Sedangkan para sahabat takut menyebarkan hadis secara gamblang karena khawatir akan banyak beredarnya hadits palsu, makanya para sahabat sangat menyeleksi ketat penerimaan sebuah hadits, bahkan sayyidina Umar tidak akan menerima hadis sebelum dua orang saksi yang membenarkan hadits tersebut. Sampai kemudian hari muncul yang namanya “sanad” untuk membuktikan kebenaran hadis tersebut*

*dikutip dari kitab tarikh tasyri’

Oleh: fatahillah unoe