Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Latar Belakang Tersusunnya Kitab Al-Itqan

Kitab Al-Itqan

majalahumdah.com - Dalam dunia persilatan bidang ‘ulum al-Qur’an (ilmu-ilmu al-Qur’an) ada seorang master dan legenda yang wajib diketahui oleh siapapun yang hendak mendalami ilmu tersebut.

Beliau adalah Abdurrahman bin Abi Bakr atau yang lebih kita kenal dengan Jalaludin as-Suyuthi, kiprah dan sumbangsih beliau dalam dunia keilmuan al-Qur’an sungguh sangat besar, yang mana kitab beliau yang bernama al-Itqon Fii Ulum al-Qur’an menjadi kitab wajib bagi setiap pembelajar ilmu al-Qur’an.

Tak seorangpun dianggap menjadi master di bidang ilmu al-Qur’an kecuali telah menguasai atau minimal mempelajari 80 jurus yang dituliskan oleh Imam Suyuthi dalam kitabnya ini.

Tulisan ini mencoba untuk mengungkap sedikit lebih jauh tentang siapa itu imam Suyuthi dan bagaimana latar belakang ditulisnya kitab al-Itqon.

     Di dunia ini banyak sekali pakar-pakar islam yang telah berhasil dalam berkarya diantaranya ITIQAN ULUMUL QURAN  karya imam As-sayuti . Iman As-sayuti adalah seorang mujtahid nama lengkapnya adalah Al-hafiz abdurrahman bin al kamal  Abi bakar bin muhammad bin sabiquddin bin faqrud bin usman As-sayuti beliau lahir pada tahun 849 H di kota sayuti dan wafat nya pada tahun 1915 dirumahnya dan dikebumikan di hausy kusan. Beliau telah mampu sempurna menghafal al quran sebelum umur nya 8 tahun dan banyak sekali kitap-kitap yang beliau hafal padahal pada saat itu beliau masih kecil diantaranya UMDAH    MINHAJUL FIQH dan usul serta  Al-Fiqh bin ibnu malik.

          Diwaktu imam As-sayuti sedang menuntut ilmu beliau heran melihat ulama-ulama yang lebih dulu dari beliau yang memiliki kemampuan untuk mengarang tentang ilmu mustalahah al-quran tapi pada saat itu belum muncul seorang pun dari mereka, lantas setelah keheranan yang begitu lama beliau pendam . Ternyata telah ada seorang ulama yang mengarang masalah tersebut yaitu Aba abdurrahma Mahyiddin Al-fataji dan imam As-sayuti mendengar langsung  pengakuan itu dari beliau 

 يقول :  قد  دونت في علوم التفسير كتابا لم اسبق اليه

Namun kitap tersebut bentuknya sangat kecil,didalam nya hanya terdapat 2 bab saja ;

1.pada menyatakan makna tafsir takwil  Al-quran surat dan ayat.

2.syarat mengomentari al-quran. Dan pada akhir di tutup dengan pembaahasan tentang adab pelajar dan pengajar.

     Karena bentuknya yang kecil dan pembahasanya yang tidak lengkap imam as-sayuti merasa tidak puas dan ketika itu datang guru beliau yaitu syekh Alamuddid al bulqini dengan membawa sebuah kitap yang membahas tentang  ulumul quran milik saudara beliau yaitu  yang bernama jalaluddin dengan kitap nya yang bernama; 

  Yang di dalam nya terdapat 6 pembahasan dan keseluruhan terdapat 50 macam pembahagian ,namun imam al-bulqaini  berkomentar bahwa banyak sekali kekurangan dan hal-hal yang harus disempurnakan. Dari itulah imam sayuti mengarang satu kitap dengan judul  

التعبيرفي العلوم  االتفسير         

Di dalam nya terdapat 120 nok dan selesai dikarang 6 tahun sebelum  ada nya itqan.kemudian setelah ter bentuk nya sebuah kitap yang membahas tentang ilmu tafsir karangan beliau sendiri timbulah inisiatif dari imam as sayuti untuk mengarang sebuah kitap yang lebih komplit dan lengkap .beliau menyangka hanya beliau yang punya keinginan mengarang masalah itusehingga ragulah imam sayuti untuk mengarang atau tidak  ternyata ada orang lain juga yang lebih dahulu dari beliau yang juga mengarang kitap seperti itu yang berjudul;

البرهان في العلوم القران

Karangan imam baharuddin bin abbdillah az zarkasyi salah satu mutakhirin dari ashab imam syafii di dalam nya berisi 47 pembahasan.

        Selesai imam sayuti membaca nya semakin kuatlah teqat  beliau untuk mengarang kitap yang telah lama beliau cita-cita kan dan beliau menggabungkan pembahasan yang berada di dalam kitap burhan dengan karangan beliau sehingga tersusun lah sebuah kitap yang hingga sekarang begitu banyak yang mempelajari nya..

Baca Juga: 7 Godaan Setan Versi Imam Al-Gazali

Kecerdasan dan keluasan ilmu

Imam Suyuthi dianugrahi oleh Allah keluasan ilmu dalam tujuh bidang ilmu keagamaan, yaitu ilmu tafsir, ilmu hadits, ilmu fiqih, ilmu nahwu, ilmu ma’ani ilmu bayan dan ilmu badi’. Bahkan beliau begitu percaya diri menggunggulkan dirinya dihadapan para syekh, beliau berkata:

“Sesungguhnya penguasaanku terhadap ketujuh ilmu ini belum ada yang menandingi bahkan dari kalangan guru-guruku, kecuali ilmu fiqih dan ilmu riwayat”

Kitab-kitab yang pernah beliau pelajari

Beliau pernah menghadiri majelisnya syekh Saifuddin al-Hanafi untuk belajar beberapa ilmu dari kitab al-Kasyaf dan at-Taudhih, ayah beliau juga pernah membawanya dalam majelis al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalani, belajar kitab Shahih Muslim, as-Syifa, Alfiyah Ibnu Malik, Syarh Syudzur, al-Mughni Fii Ushul Fiqh al-Hanafi dan Syarh Aqaid kepada syekh as-Sairafi.

Beliau juga belajar beberapa kitab kepad syekh Syamsul al-Marzabani al-Hanafi seperti kitab al-Kafiyah dan syarhnya, as-Syafiyah dan syarahnya karangan syekh al-Jarudi juga kitab Alfiyah karya al-Iroqi.

Belum lagi di majelisnya al-Bulqini, Syarof al-Munawi, Saefuddin al-Hanafi, as-Syamani dan al-Kafiji untuk mempelajari begitu banyak kitab. Namun meski begitu beliau tetap merasa belum bagitu banyak tau tentang ilmu riwayat, beliau lebih mendahulukan ilmu-ilmu dirayat karena dalam pandangannya ilmu tersebut lebih penting.

Baca Juga: Kemuliaan Nama Nabi Muhammad SAW

Guru, Murid dan Koleganya

Imam Suyuthi berguru kepada sekitar 150 syekh, yang paling terkenal di antaranya adalah syekh Ahmad as-Syarimasahi, syekh Umar al-Bulqini, syekh Sholeh bin Umar al-Bulqini, syekh Muhyiddin al-Kafiji, al-Qodhi Syarifuddin al-Munawi.

Beliau juga memiliki begitu banyak murid, di antaranya adalah al-Hafidh Syamsuddin bin Ali ad-Daudi al-Mishri as-Syafi’i.

Adapun di antara teman seperjuangan beliau dalam menuntut ilmu adalah Syamsuddin as-Sakhowi dan Ali al-Asymuni.

Akidah Imam Suyuthi

Akidah imam Suyuthi adalah akidah ahlusunah wal jama’ah, itu terlihat dari kitab-kitab beliau yang membela para Sahabat dan berpegang teguhnya beliau pada Sunah. Beliau juga condong kepada pemikiran-pemikiran tasawuf mengikuti jejak kakeknya Nadziruddin al-Himam.

Peninggalan Imam suyuthi

Ketika imam Suyuthi berusia 40 tahun beliau mulai menyendiri meninggalkan semua aktifitasnya, memfokuskan dirinya untuk menulis kitab, maka dalam rentang waktu 22 tahun beliau mampu mensuplai perpustakaan-perpustakaan Islam dengan hampir 600 kitab karangannya yang terdiri dari berbagai bidang keilmuan Islam, di antaranya ilmu tafsir, ilmu hadits, ilmu fiqih, ushul fiqh, bahasa arab dengan seluruh cabangnya dan ilmu sejarah.

Wafat Imam Suyuthi

Imam Suyuthi wafat dalam keadaan beliau yang sedang fokus menulis kitab, setelah sakit selama tujuh hari dan bengkak pada tangan kirinya semakin parah maka pada hari kamis tanggal 19 Jumadil Ula tahun 911 H Imam Suyuthi menghembuskan nafasnya yang terakhir, yang kemudian jasadnya dimakamkan di pemakaman Husy Qosun di Mesir.[]

Lebih Menarik Lagi: FAKTA UNIK PARFUM RASULULLAH